FACULTY OF SCIENCE AND COMPUTERhttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/272024-03-29T11:36:57Z2024-03-29T11:36:57ZPengaruh pH, Waktu Kontak, dan Konsentrasi Ion Logam Uranium pada Kapasitas Adsorpsi Selulosa Jerami Termodifikasi IradiasiFatin, Alisya Ramadhanihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/116562024-03-27T04:11:13Z2024-03-27T00:00:00ZPengaruh pH, Waktu Kontak, dan Konsentrasi Ion Logam Uranium pada Kapasitas Adsorpsi Selulosa Jerami Termodifikasi Iradiasi
Fatin, Alisya Ramadhani
Limbah radioaktif dari industri uranium mengandung zat berbahaya seperti uranium, yang mencemari lingkungan. Proses adsorpsi diperlukan untuk mengurangi risiko pencemaran. Penelitian ini bertujuan menentukan derajat pencangkokan dari selulosa-TiO2-g-AA yang diiradiasi sinar gamma dengan dosis 20 kGy, mengidentifikasi gugus fungsi hasil proses pencangkokan pada adsorben tersebut, menemukan kondisi optimum adsorpsi ion logam uranium terhadap pH, waktu kontak, dan konsentrasi pada adsorben selulosa-TiO2-g-AA, serta menentukan model isoterm adsorpsi antara adsorben selulosa-TiO2-g-AA dan adsorbat ion logam uranium. Metode yang digunakan adalah adsorpsi menggunakan selulosa jerami padi yang dimodifikasi dengan asam akrilat, N, N’-metilenbisakrilamida (MBA), TiO2, dan garam mohr yang diiradiasi sinar gamma. Larutan uranium yang telah dilakukan adsorpsi dengan selulosa jerami padi termodifikasi kemudian dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis dan FTIR. Hasil isolasi selulosa dari jerami padi mencapai rendemen 19,37%, dengan derajat pencangkokan 253,47%. Karakterisasi dari selulosa jerami padi serta adsorben dengan FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi baru pada adsorben seperti gugus fungsi C-H ulur dan C-O. Parameter optimum adsorpsi uranium adalah pH 4 dan konsentrasi 10-100 ppm, dengan waktu kontak 3 jam. Proses adsorpsi mengikuti isoterm Langmuir dengan R2 sebesar 0,832, menunjukkan adsorpsi kimiawi pada lapisan tunggal di permukaan adsorben.
2024-03-27T00:00:00ZPirolisis Tempurung Kelapa sebagai Katalis dalam Reaksi Transesterifikasi Virgin Coconut Oilhttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/116522024-03-26T12:31:32Z2024-03-23T00:00:00ZPirolisis Tempurung Kelapa sebagai Katalis dalam Reaksi Transesterifikasi Virgin Coconut Oil
Biopelumas merupakan alternatif dari pelumas komersial karena lebih mudah terdegradasi di alam. Selain itu, bahan utama pembuatan biopelumas didapat dari minyak hewani atau minyak nabati sehingga ketersediaannya banyak di alam. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis biopelumas dari bahan dasar virgin coconut oil. Sintesis dilakukan berdasarkan reaksi transesterifikasi menggunakan metode refluks pada suhu 160 oC selama 3 jam dengan senyawa etilen glikol. Katalis yang digunakan berupa karbon aktif dari tempurung kelapa. Untuk membuat karbon aktif dilakukan proses karbonisasi pada suhu 400 oC serta aktivasi secara fisika menggunakan uap air pada suhu 800 oC dengan variasi waktu kontak 60, 120, dan 180 menit. Karbon aktif yang dihasilkan diimpregnasi menggunakan logam dari larutan natrium hidroksida kemudian dikalsinasi. Jumlah ion natrium yang terdapat pada karbon aktif aktivasi 60 menit sebesar 5,03%, aktivasi 120 menit sebesar 8,83%, dan aktivasi 180 menit sebesar 9,72%. Reaksi transesterifikasi menggunakan katalis dengan waktu aktivasi 60 dan 120 menit, masing-masing sebanyak 0,75 g, menghasilkan produk dengan rendemen sekitar 80%. Sedangkan produk hasil reaksi transesterifikasi dengan katalis aktivasi 180 menit sebanyak 0,5 g menghasilkan rendemen sebesar 77,99%. Kadar FFA tertinggi diperoleh pada produk dengan katalis aktivasi 180 menit, yaitu sebesar 0,14%.
2024-03-23T00:00:00ZPengaruh Komposisi Ca(Znx,Fe1-x)O3 terhadap Performa Konduktivitas ListrikKrisfidyani, Irbahhttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/114992024-03-22T09:16:29Z2024-03-22T00:00:00ZPengaruh Komposisi Ca(Znx,Fe1-x)O3 terhadap Performa Konduktivitas Listrik
Krisfidyani, Irbah
Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki deretan gunung api aktif memberikan dampak pada kekayaan sumber daya mineral. Beberapa diantaranya adalah besi, seng, dan kalsium. Mill scale merupakan limbah industri pengolahan baja yang biasanya dibuang maupun diekspor dengan harga yang sangat murah. Limbah mill scale banyak mengandung besi dalam berbagai fase, antara lain: magnetit (Fe3O4), goethite (FeO2H), wustite (FeO), hematit (α-Fe2O3), dll. Perovskit oksida telah menjadi salah satu kandidat yang menjanjikan karena sifat fisik dan kimianya, seperti perilaku redoks, mobilitas oksigen, elektronik, dan konduktivitas ionik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi senyawa Ca(Znx,Fe1-x)O3 (x = 0; 0,1; 0,2; 0,3; 1,0) terhadap kinerja konduktivitas listrik. Sintesis hematit menggunakan cold-rolling mill scale 400 mesh, sedangkan senyawa Ca(Znx,Fe1-x)O3 (x = 0; 0,1; 0,2; 0,3; 1,0) disintesis menggunakan CaCO3, ZnO, dan hematit hasil sintesis dari mill scale. Kinerja konduktivitas listrik sampel Ca(Znx,Fe1-x)O3 (x = 0; 0,1; 0,2; 0,3; 1,0) diuji menggunakan multimeter digital UT61E UNI-T®. Studi ini mengungkap sintesis magnetit, Fe3O4, dari penggilingan kering skala pabrik, yang kemudian diidentifikasi sebagai hematit, α-Fe2O3, setelah kalsinasi. Sifat fisik senyawa Ca(Znx,Fe1-x)O3 sebelum dan sesudah kalsinasi juga diamati. Peningkatan doping Zn pada senyawa Ca(Znx,Fe1-x)O3 menghasilkan kinerja konduktivitas listrik yang lebih baik, namun doping Zn yang berlebihan dapat menimbulkan efek yang merugikan. Nilai kinerja konduktivitas listrik terbaik diamati pada x = 0,0; 0,1; 0,2; 0,3; dan 1,0, dengan nilai masing-masing 9, 9, 159, 60, dan 24 Ω-1.m-1. Selain itu, peningkatan suhu selama pengujian konduktivitas listrik menyebabkan penurunan kinerja, yang disebabkan oleh getaran fonon dan efek termoelektrik. Temuan penelitian ini diharapkan dapat diterapkan sebagai bahan semikonduktor pada pengembangan masa depan.
2024-03-22T00:00:00ZPenggunaan DCS, FCS dan Function Block untuk Mengontrol Suatu Proses Kimia dengan System View Centum VP PT.Yokogawa indonesiaMutmainah, Pajrihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/114942024-03-22T08:17:33Z2024-03-22T00:00:00ZPenggunaan DCS, FCS dan Function Block untuk Mengontrol Suatu Proses Kimia dengan System View Centum VP PT.Yokogawa indonesia
Mutmainah, Pajri
Zaman yang berkembang pesat mengharuskan bidang industri harus selalu memperbaharui setiap
teknologi yang ada dibidang mereka masing-masing untuk menghasilkan produksi yang baik serta
efisien dalam waktu dan biaya yang diperlukan. Salah satu contoh teknologi diperlukan dalam dunia
industri adalah instrumentasi. Instumentasi merupakan sebuah alat yang diperlukan untuk melalukan
perhitungan serta melakukan pengendalian pada suatu objek dalam proses yang sedang berlangsung
dengan tujuan menentukan besaran nilai variable dan mengontrol bilangan tersebut agar sesuai
dengan keinginan industri. Distributed Control System (DCS) merupakan solusi alternatif
pengginaan sistem dengan kontrol yang terdistribusi dengan baik. laporan ini bertujuan untuk
mengetahui penggunaan DCS Centum VP, FCS dan function block dalam suatu proses kimia dalam
sebuah project PT.A yang bergerak dibidang produksi kertas dan tissue. DCS merupakan suatu
pengembangan dari system control dengan menggunakan kompyter dan alat elektronik lainnya untuk
mengontrol suatu loop system yang mana terdapat sebuah proses kimia atau proses lain dan dapat
dilakukan oleh semua orang dengan cepat dan mudah. FCS berguna sebagai media pengontrolnya
yang memiliki kegandalan tinggi. FCS memiliki kemampuan untuk mengontrol secara komputasi
untuk setiap function block, Input/Output dari suatu proses sistem, dan juga software Input/Ouput.
Function block merupakan sebuah kumpulan block yang berisikan konfigurasi secara bersamaan
yang nantinya berfungsi untuk mengontrol sebuah system dan memantau serta melakukan
pengendaliannya. DCS memiliki peran untuk mengontrol suatu proses dalam plant project PT.A
dalam satu ruangan controll room saja dengan mengubungkan jaringan network pada lapangan dan
control room untuk engineering atau operator sistem dapat mengatur, mengubah serta memantau
segala teknologi proses yang ada dilapangan. Pada project tersebut FCS berfungsi sebagai sistem
hardware penerima sinyal analog dari lapangan yang dapat dihubungkan dengan HIS dan ENG nya,
sehingga para operator engineer dapat mengatur dan mengontrol segala proses yang ada dalam
produksi tersebut dengan menggunakan HIS dan ENG tersebut. Function block memiliki peran untuk
menjalankan setiap proses yang ada dalam produksi di project PT.A tersebut, dengan macam-macam
block yang ada agar menghasilkan produk yang sesuai dengan PT.A
2024-03-22T00:00:00Z