dc.description.abstract | Pelabuhan memiliki peran vital dalam perdagangan internasional, dengan lebih dari 90% perdagangan global bergantung pada transportasi laut. Pemulihan dari pandemi COVID-19 dan perbaikan ekonomi global telah mendorong peningkatan signifikan dalam perdagangan maritim dunia. Namun, berdasarkan World Economic Forum tahun 2019, peringkat Indonesia dalam Maritime Transport Index masih tertinggal jauh, terutama karena efisiensi pelabuhan yang berpengaruh pada indeks transportasi laut negara tersebut. Masalah ini terlihat dari dwelling time yang tinggi, yang mengakibatkan biaya logistik Indonesia menjadi yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Penelitian ini bertujuan menganalisis efisiensi dari 7 pelabuhan utama peti kemas di bawah PT PELINDO dengan metode DEA (Data Envelopment Analysis) serta menetapkan target perbaikan bagi pelabuhan yang belum efisien melalui Software Banxia Frontier Analyst. Berdasarkan analisis menggunakan model DEA-CCR, terlihat bahwa Pelabuhan Belawan, Tanjung Perak, Pontianak, dan Panjang telah terbukti efisien dengan skor 1 (100%). Sedangkan, Pelabuhan Tanjung Priok (skor 84,6%), Teluk Bayur (skor 74,7%), dan Palembang (skor 64,4%) belum mencapai target efisiensi (skor < 1). Oleh karena itu, diperlukan strategi perbaikan dengan memanfaatkan perangkat lunak. Hasil yang dicapai akan diperkuat oleh saran-saran dari ahli untuk mengurangi variabel input seperti jumlah quay crane, reach stacker, dan side loader, guna mencapai tingkat efisiensi yang diharapkan. Sementara itu, hasil menggunakan model DEA-BCC menunjukkan semua pelabuhan utama peti kemas telah efisien. Karena itu, tidak diperlukan target perbaikan lebih lanjut karena potensi peningkatan efisiensi (potential improvement) adalah 0. | en_US |