dc.description.abstract | Kota Painan merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi terjadinya tsunami. Hal tersebut didukung karena letak Kota Painan berada diantara tiga segmen megathrust yaitu segmen Nias-Simeulue, Mentawai-Siberut, dan Mentawai-Pagai. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerentanan bangunan yang ada di Kota Painan terhadap gelombang tsunami yang bersumber dari patahan bengkulu dan untuk mengetahui pengaruh dari nilai variabel a (tingkat keaktifan seismik), variabel b (rasio kejadian antara gempa besar dan kecil), dan nilai β terhadap tinggi gelombang tsunami. Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan program Cornell Multigrid Copled Tsunami (COMCOT). Dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai variable a (tingkat keaktifan seismik) dan variabel b (rasio kejadian antara gempa besar dan kecil) memiliki pengaruh yang signifikan yang dapat dilihat dari nilai lambda dan return period yang dihasilkan dari masing-masing variable tersebut, sedangkan nilai β tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan karena perbedaan yang dihasilkan cukup kecil. Untuk potensi tsunami yang berasal dari Patahan Bengkulu tidak terlalu berpengaruh terhadap Kota Painan, dimana bangunan yang memiliki nilai damage probability hanya sekitar 1-3% untuk periode ulang 500 dan 2000 tahun.Yang berarti bangunan yang terkena dampak dari tsunami hanya 1-3% saja, dan 97-98% bangunan lainnya tidak terkena dampak dari tsunami yang berasal dari patahan Bengkulu tersebut. Kemudian untuk bangunan yang ada di Kota Painan juga tidak memiliki dampak yang signifikan, dimana pada periode ulang 500 tahun didapatkan bangunan yang memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi sebanyak 0.4%, bangunan yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi sebanyak 1.9%, untuk tingkat kerentanan yang normal sebanyak 0.1%, dan untuk bangunan yang tidak terdampak sebanyak 97.4% , sedangkan pada periode ulang 2000 tahun didapatkan bangunan yang memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi sebanyak 0.3%, bangunan yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi sebanyak 2.3%, untuk tingkat kerentanan yang normal sebanyak 0.18%, dan untuk bangunan yang tidak terdampak sebanyak 97.1% | en_US |