Show simple item record

dc.contributor.authorDewi, Tiara Amima Putri
dc.date.accessioned2023-09-10T02:01:28Z
dc.date.available2023-09-10T02:01:28Z
dc.date.issued2023-09-08
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/10315
dc.description.abstractMeningkatnya dominasi Cina dalam konstelasi dunia internasional membuat Amerika Serikat merasa bahwa posisinya sebagai negara adidaya terancam. Oleh karenanya, pada tahun 2018 pemerintah Amerika Serikat menyatakan perang dagang terhadap Cina dengan membatasi semua aktivitas perdagangan. Setiap keputusan kebijakan luar negeri Amerika Serikat maupun Cina, akan berimplikasi kepada kawasan Asia Tenggara. Asia Tenggara atau ASEAN sebagai organisasi kawasan memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat dan Cina, sehingga akan hal tersebut, kebijakan non-blok menjadi salah satu jalan dalam menanggapi permasalahan antara Amerika Serikat dan Cina. Dengan tidakberpihak negara negara ASEAN, menggambarkan bahwa negara-negara ASEAN lebih memilih untuk berada pada posisi tengah (netral) atau bertahan dengan posisi yang dimiliki saat ini agar sentralitasnya dapat terjaga, serta keuntungan dari peluang kerja sama yang diberikan oleh Amerika Serikat dan Cina dapat dirasakan secara bersamaan. Hedging theory menjadi alat analisis penulis dalam pendukung proses penulisan penelitian ini untuk melihat tindakan negara-negara ASEAN bersikap netral pada perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Hedging yang memiliki arti lindung nilai, dalam hal ini penulis berpegang pada nilai ASEAN yang berada pada “ASEAN Charter”.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectNetralitasen_US
dc.subjectASEANen_US
dc.subjectPerang Dagangen_US
dc.titleNETRALITAS NEGARA ASEAN PADA PERANG DAGANG AMERIKA SERIKAT DAN CINA TAHUN 2018 – 2019en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record