EVALUASI EFEKTIVITAS UNIT DISINFEKSI IPA CIPAKU DAN IPA KATULAMPA, BOGOR
Abstract
Penelitian ini membahas tentang unit disinfeksi di dua IPA yang dikelola Perumda Tirta Pakuan Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi unit disinfeksi IPA Cipaku yang menggunakan disinfektan gas klor dan IPA Katulampa yang menggunakan jenis disinfektan gabungan yaitu Ca(OCl)2 (bubuk kaporit) dan NaOCl yang dihasilkan dari teknologi elektroklorinasi. Evaluasi dilakukan terhadap kualitas air, sisa klor di pelanggan, dosis Breakpoint Chlorination (BPC), dan biaya operasional. Pengujian kualitas air dan sisa klor dilakukan pada 3 titik sampling, yaitu influen dan efluen unit disinfeksi kedua IPA, dan di titik pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh parameter yang sudah diolah oleh IPA Cipaku dan IPA Katulampa sudah memenuhi Baku Mutu Air Minum berdasarkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2023. Namun, terdapat beberapa parameter yang menunjukkan peningkatan di efluen unit disinfeksi kedua IPA, yaitu TDS, Kekeruhan, dan Nitrat. Persen peningkatan TDS, Kekeruhan, dan Nitrat di IPA Cipaku yang menggunakan gas klor, berturut-turut adalah sebesar 1,88%, 40%, dan 391%. Kemudian, di IPA Katulampa yang menggunakan disinfeksi gabungan, berturut-turut adalah sebesar 4%, 10%, dan 315%. Untuk nilai sisa klor di titik pelanggan kedua IPA adalah 0,2 mg/l dan sudah memenuhi Baku Mutu. Pengukuran dosis BPC di kedua IPA menunjukkan hasil yang berbeda. Di IPA Cipaku, dosis BPC yang dihasilkan adalah sebesar 0,5 mg/l, sedangkan di IPA Katulampa sebesar 0,7 mg/l. Biaya operasional per bulan berdasarkan harga bahan baku dan kebutuhan listrik unit disinfeksi gas klor di IPA Cipaku adalah sebesar Rp11.390.248 dan gabungan bubuk kaporit dan elektroklorinasi di IPA Katulampa adalah sebesar Rp25.677.528.