SOLUSI ALTERNATIF TERHADAP PERMASALAHAN AKURASI ORDER PICKING DI GUDANG PT VALE INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KEPNER-TREGOE POTENSIAL PROBLEM ANALYSIS
Abstract
PT. Vale bergerak di bidang eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel. Perusahaan mempunyai Gudang yang menunjang proses bisnis dan salah satu aktivitas yang ada yaitu order picking. Pada aktivitas order picking di Gudang PT. Vale tingkat akurasi storeman di Gudang mengalami penurunan secara signifikan ditandai dengan setiap bulannya target yang harus dicapai 97% mengalami penurunan setiap bulannya sampai saat ini mencapai 70% sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat akurasi order picking. Dalam penelitian ini penulis mendapati 3 faktor utama dalam permasalahan order picking yaitu kesalahan pekerja, sistem yang terganggu, dan kendala jaringan. Pendefinisian masalah digunakan metode fishbone diagram berdasarkan 3 faktor utama. Selanjutnya digunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan prioritas masalah yang telah di definisikan menggunakan fishbone dan di dapatkan prioritas utama dari kategori kesalahan pekerja yaitu kelelahan saat bekerja, untuk kategori kendala jaringan yaitu record transaksi yang tidak tercatat, dan pada kategori sistem yang terganggu yaitu syntax error. Selanjutnya digunakan metode (KTPPA) dalam menentukan solusi berupa possible cause dan preventife actions. Yaitu penyediaan tempat istirahat berupa fasilitas pendingin ruangan dan juga personal space agar pekerja dapat beristirahat dengan baik dan penyediaan smoking room bagi pekerja yang merokok, Melakukan pengawasan dan random inspeksi oleh supervisor gudang untuk memastikan kondisi pekerja, Melakukan quality control secara berkala agar tidak terjadi perbedaan stock on hand dan stock actual yang ada di storage, Melakukan backup data menggunakan server cadangan. Untuk contingency actions yaitu Memeberikan sosialisasi kepada pekerja dan keluarga pekerja terkait waktu/jam tidur yang ideal dan bagaimana menciptakan suasana nyaman saat pekerja sedang beristirahat, Melakukan inspeksi mendadak ke tempat tinggal pekerja (rumah/mess/kontrakan) guna memberikan edukasi terkait waktu istirahat yang ideal, penyediaan tempat pencatatan manual berdasarkan klasifikasi material agar dalam melakukan input ketika jaringan sudah normal kembali dapat berjalan efektif, dan ketika sistem kembali berjalan normal proses maintanace berfokus kepada pemulihan data dan melakukan pengembangan terhadap bahasa programan.