dc.description.abstract | Pembatasan kepemilikan senjata nuklir atau yang di kenal dengan Non Proliferation of Nuclear (NPT) menjadi hal yang penting dalam mencegah terjadinya perang nuklir di masa yang akan datang. Namun, Iran memiliki ambisi yang besar terhadap kepemilikan teknologi nuklir sehingga membuat dirinya mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat. Untuk menahan laju pengembangan teknologi Iran agar tidak mengarah pada pembuatan weapon mass destruction (WMD), dibentuklah perjanjian yang bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang di sepakati bersama oleh lima dewan PBB + Jerman yang dikenal sebagai 5P+1. Namun pada tahun 2018, terjadi sengketa nuklir Iran-Amerika Serikat (AS), yang disebabkan oleh Presiden AS Donald Trump menyatakan mundur dari perjanjian tersebut dan akan memberlakukan sanksi ekonomi yang ketat terhadap Iran. Atas tindakannya tersebut, Iran bersama negara 5P+1 menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Donald Trump tersebut. Sehingga penelitian ini akan mempertanyakan apa yang menjadi alasan mengapa Amerika Serikat ingin keluar dari perjanjian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apa yang menjadi alas an AS keluar dari perjanjian JCPOA dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan analisis deskriptif. Dan saat ini nyatanya, Iran memiliki ambisi untuk memiliki senjata nuklir yang telah dibuktikan dengan kepemilikannya terhadap rudal Shahab-3 dan Borkan-3 yang telah dilakukan uji coba rudal tersebut untuk menyerang sekutu AS di Timur Tengah. Oleh Karena itu Topik ini sangat menarik untuk diteliti. | en_US |