DIPLOMASI PUBLIK: MEMAHAMI MANUVER CHINA TERHADAP JERMAN MELALUI PANDA DIPLOMACY PADA TAHUN 2017
Abstract
Tulisan ini berfokus pada analisis fenomena pemberian Panda (Panda Diplomacy) yang dilakukan oleh China kepada Jerman pada 2017 yang berusaha menilik alasan-alasan apa saja yang melatarbelakangi fenomena tersebut sehingga membuat China dengan rela membiarkan Jerman menjaga hewan langka tersebut. Kenaikan kekuatan China, terutama dalam bidang ekonomi yang terbilang cukup masif, tentu akan memerlukan upaya-upaya terstruktur untuk menjaga kondisi tersebut, terlebih melihat China mengeluarkan sebuah rencana strategis bernama Made in China 2025 (MIC25) sebagai salah satu upaya ambisius untuk menjadi pemimpin industri manufaktur pintar global, tentu rencana ini akan memerlukan banyak sumber daya termasuk salah satu yang umum digunakan adalah mempererat hubungan antar negara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tidak terkecuali melalui penggunaan instrument soft power sebagai satu dari sekian cara, dalam hal ini Panda Diplomacy oleh China kepada Jerman sebagai bentuk Diplomasi Publik. Hal ini yang kemudian dilihat oleh penulis bahwa terdapat kepentingan tertentu dibalik aksi yang dilakukan oleh China kepada Jerman tersebut. Panda tergolong hewan langka, dan kepemilikannya selama ini hanya diatur oleh China. Sehingga jika negara lain ingin merawat hewan tersebut harus mendapat persetujuan dari China. Namun tidak semudah itu, karena hanya negara-negara tertentu yang kemudian diberikan dan diizinkan untuk merawat hewan tersebut di negara mereka, dan kini Jerman menjadi salah satu yang terbaru. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua konsep yaitu: soft power yang kemudian menjadi lebih spesifik melalui Diplomasi Publik dengan jenis Exchange Diplomacy dan Animal Diplomacy. Penggunaan konsep tersebut kemudian dengan metode penelitian kualitatif akan digunakan untuk memperoleh pemahaman komprehensif terhadap fenomena yang dilakukan oleh China melalui Panda Diplomacy kepada Jerman untuk mencapai kepentingannya, salah satunya upaya menjaga hubungan dekat untuk keuntungan secara ekonomi hingga memperbaiki image negatif China di Eropa.