ANALISIS FASILITAS PENYIMPANAN PRODUK PELUMAS DENGAN PENDEKATAN CLASS BASED STORAGE DI PT PATRA LOGISTIK
Abstract
Seiring berkembangnya zaman, aktivitas logistik dituntut tinggi dalam memenuhi permintaan konsumen yang banyak dan bervariasi dengan waktu yang cepat dan dari berbagai lokasi. Dalam logistik, gudang merupakan tempat penting yang harus dikelola dengan baik. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan di gudang yaitu kapasitas penyimpanan. Tanpa perencanaan kapasitas penyimpanan yang baik, produk tidak akan tersimpan sepenuhnya dan membuat gudang berantakan karena produk tidak dapat disimpan di tempat yang seharusnya. PT Patra Logistik merupakan perusahaan yang berdiri di bidang logistik yang berfokus pada kegiatan transportasi dan trucking, warehouse dan distribution, custom clearance, value adding services, dan berbagai jasa logistik lainnya. Salah satu layanan yang mereka berikan yaitu pengelolaan gudang pelumas milik PT Pertamina Lubricants, dimana pelumas ini nantinya akan disimpan di gudang kemudian didistribusikan ke konsumen mereka. Salah satu gudang yang dikelola PT Patra Logistik yaitu gudang lithos, dimana pproduk yang dikelola berupa pelumas jenis box dan pile serta gudang bersifat indoor. Setelah melakukan survei lapangan dan diskusi dengan pihak PT Patra Logistik, diperoleh kondisi gudang lithos saat ini kurang optimal akibat dari kurangnya ruang penyimpanan untuk produk pelumas sehingga banyak produk yang seharusnya disimpan di rak namun justru diletakkan di sisi dan lorong gudang.
Penulis ingin menganalisis fasilitas penyimpanan produk lokal di gudang lithos menggunakan pendekatan metode Class Based Storage. Diperoleh kebutuhan penyimpanan produk di rak pada produk fast moving sebanyak 2416 palet, pada produk slow moving sebanyak 3 palet, dan produk di lorong dan sisi sebanyak 315 palet, maka totalnya sebanyak 2734 palet. Kemudian rancangan tata letak fasilitas penyimpanan produk pelumas disusun berdasarkan metode Class Based Storage, dimana produk fast moving akan diprioritaskan dan disimpan paling dekat dengan pintu outbound agar aktivitas outbound lebih cepat dilakukan. Diperoleh sekitar 18-20 rak yang digunakan untuk menyimpan produk berkategori fast moving dan slow moving dan menyisakan ruang kosong. Kurang optimalnya penyimpanan di gudang disebabkan oleh beberapa hal yaitu banyak produk unmoving dan tidak layak jual yang masih disimpan, keterbatasan alat MHE, kesalahan karyawan gudang dalam menyimpan produk, dan produk yang disimpan tidak sesuai dengan kebijakan penyimpanan.