Analisis Pengaruh Pemanfaatan Bendungan dan Peningkatan Kapasitas Sungai terhadap Kerugian akibat Banjir di Daerah Aliran Sungai Karang Mumus
Abstract
Sungai Karang Mumus merupakan salah satu lokasi saluran yang selalu mengalami luapan banjir sejak lama apabila daerah dilanda oleh cuaca ekstrem. Banjir di kawasan ini disebabkan oleh kondisi daerah yang cukup landai dan kurangnya resapan air ke tanah. Banjir secara umum mengakibatkan dampak negatif kepada masyarakat dapat berupa kerusakan material hingga mengganggu jalannya perekonomian. Penelitian ini bertujuan melihat kondisi tanpa bendungan, reduksi banjir dan reduksi kerugian akibat banjir dengan adanya penerapan skenario pengendalian banjir. Lokasi banjir yang diteliti merupakan daerah setelah Bendungan Lempake. Pengendalian banjir berupa peningkatan kapasitas sungai dan pemanfaatan Bendungan Lempake. Skenario dibagi menjadi 4 yaitu kondisi tanpa bendungan, Pemanfaatan bendungan, peningkatan kapasitas sungai, serta kombinasi. Data-data yang digunakan merupakan data sekunder berupa data hujan harian selama 42 tahun, topografi, kondisi wilayah sekitar sungai dan spesifikasi atau dimensi bendungan. Data hujan digunakan untuk menentukan jenis distribusi yang digunakan sehingga dapat diperoleh curah hujan rencana. Data DEM (digital elevation model) dianalisis dalam ArcGIS untuk memperoleh parameter Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus. DAS dibedakan menjadi sebelum (I) dan setelah bendungan (II). Setelah parameter DAS dan curah hujan rencana, Debit banjir dianalisis dengan metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu sehingga diperoleh hidrograf aliran banjir. Hidrograf yang digunakan merupakan kala ulang 50 tahun melihat kondisi daerah sungai yang melalui perkotaan. Debit maksimal DAS I dan DAS II digunakan untuk perhitungan dimensi saluran yang dibutuhkan. Debit DAS II dibagi menjadi lima debit untuk desain saluran, semakin menuju hilir maka debit merupakan hasil komulatif dari debit-debit sebelumnya. Nilai kemiringan diperoleh dari perbandingan antara titik awal dengan titik akhir saluran. Pengaruh dari pemanfaatan bendungan dihitung dengan menggunakan metode flood routing sehingga diperoleh data debit keluaran bendungan. Selanjutnya proses modifikasi DEM di dalam HEC-RAS dengan data saluran yang dibutuhkan. Simulasi dilakukan sesuai dengan keempat skenario. Pertama, kondisi tanpa bendungan dengan penerapan hidrograf aliran DAS I dan DAS II. Kedua, kondisi dengan penerapan hidrograf aliran hasil penelusuran banjir bendungan dan hidrograf aliran DAS II. Ketiga, kondisi modifikasi DEM dengan penerapan hidrograf aliran DAS I dan DAS II. Keempat, kondisi modifikasi DEM dengan penerapan hidrograf aliran hasil penelusuran banjir bendungan dan hidrograf aliran DAS II. Hasil simulasi berupa luasan genangan pada kawasan DAS Karang Mumus. Luasan genangan dikelompokkan sesuai dengan tutupan wilayah sesuai dengan peta Rupabumi Indonesia. Dalam penelitian ini pengelompokan kawasan dibedakan menjadi kawasan pertanian dan pemukiman. Kondisi banjir tanpa bendungan memiliki luasan sekitar 1004.2 ha dengan total kerugian sekitar 22.845 milyar rupiah untuk kerugian material, dan 24.192 miliar untuk kerugian material dan penghasilan. Reduksi luasan banjir akibat pemanfaatan bendungan sebesar 37.768%, akibat peningkatan kapasitas saluran sebesar 100%, sedangkan akibat kombinasi saluran sekitar 100% atau tidak ada genangan. Reduksi kerugian material sekitar 50.865% (bendungan), 100% (peningkatan kapasitas saluran), dan 100% (kombinasi). Terakhir reduksi kerugian material dan penghasilan adalah 50.612% (pemanfaatan bendungan), 100% (peningkatan kapasitas sungai), dan 100% (kombinasi).