Perencanaan Fasilitas Sisi Darat Terminal Penumpang Dan Perkerasan Pada Bandara Sebagai Penunjang Pembangunan Kawasan Ibu Kota Nusantara (Studi Kasus Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balipapan)
Abstract
Krisna Dwi Harianto. 104119014. Perencanaan Fasilitas Sisi Darat Terminal Penumpang Dan Perkerasan Pada Bandara Sebagai Penunjang Pembangunan Kawasan Ibu Kota Nusantara (Studi Kasus Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balipapan).
Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Salah satu akses terpenting untuk menuju suatu Ibu Kota adalah keberadaan dari bandar udara. Saat ini bandara yang digunakan untuk penyangga IKN adalah Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. Perencanaan ini akan berfokus pada pengembangan fasilitas berupa terminal penumpang, perkerasan runway, dan jumlah pergerakan pesawat serta penumpang pada bandara SAMS Sepinggan. Perancangan ini berupa perancangan jangka panjang dengan kurun waktu 20 tahun sehingga tahun rencana yang digunakan yaitu 2045. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah metode berdasarkan peraturan dan standar yang dikeluarkan oleh organisasi penerbangan internasional yaitu ICAO dan FAA. Hasil yang didapatkan pada perencanaan ini adalah pergerakan pesawat dan penumpang pada tahun rencana adalah 179.193 pesawat dan 22.230.025 penumpang pada tahun 2045. Pada saat jam puncak, terjadi pegerakan pesawat sebanyak 89 pesawat dan 17.419 penumpang per/jam. Pada analisis kebutuhan terminal penumpang yang didapatkan, bahwa beberapa fasilitas pendukung eksisting pada terminal penumpang sudah tidak mampu mengakomodir kebutuhan terminal penumpang pada tahun rencana. Sehingga perlu adanya beberapa pengembangan fasilitas yaitu adalah penambahan konter check-in dari 72 unit menjadi 211 unit, lalu penambahan luas area check-in menjadi 1.580 m2, penambahan pada area ruang tunggu yang dibutuhkan adalah seluas 30.829 m2, penambahan luas area klaim bagasi menjadi 8.671 m2, penambahan alat klaim bagasi menjadi 19 unit, dan penambahan luas area hall kedatangan menjadi 18.086 m2. Pada perencanaan perkerasan runway metode grafis didapatkan ketebalan perkerasan total adalah 101,6 cm. Untuk nilai CBR subbase 20% tersusun atas 10,16 cm lapis permukaan, 36,8 cm lapis pondasi atas, dan 54,6 cm pondasi bawah. Perencanaan perkerasan menggunakan software FAARFIELD didapatkan hasil pada lapisan permukaan (surface) diperoleh ketebalan 10,2 cm, untuk lapisan pondasi atas (base course) didapatkan ketebalan sebesar 12,7 cm, dan pada lapisan pondasi bawah (subbase course) diperoleh ketebalan lapisan sebesar 52,3 cm. Total tebal lapisan perkerasan adalah 75,2 cm.