MEMAHAMI STRATEGI GEOPOLITIK ENERGI RUSIA DI DALAM DINAMIKA SYRIA’S PIPELINE WAR
Abstract
Semenjak perang Suriah terjadi pada tahun 2013, Rusia telah memberikan komitmen untuk membantu pemerintah Suriah, dalam mempertahankan kekuasaan Bashar al-Assad. Kecaman dunia internasional terhadap pemerintah Suriah yang telah melanggar hak asasi manusia, tidak membuat Rusia mengalihkan pandangan mereka. Suriah menjadi salah satu aliansi di kawasan Timur Tengah yang tidak dinginkan jatuh ke tangan lawan, namun lebih dalam perang Suriah menjadi konsern penting untuk menjaga kepentingan nasionalnya. Perang Suriah melibatkan banyak aktor-aktor besar yang memperlihatkan Suriah sebagai kawasan penting untuk dikuasai. Suriah menjadi sebuah negara transit dalam jalur pipa minyak dan gas dunia, terutama bagi negara produsen di Timur Tengah untuk mendistribusikan produk eksplorasi ke Eropa, atas dasar ini perang Suriah dapat disebut sebagai perang dalam memperebutkan jalur pipa minyak dan gas. Problematik terjadi saat jalur pipa minyak dan gas tersebut dapat terealisasikan, yang mengakibatkan pasar energi Eropa tidak lagi didominasi oleh Rusia. Sehingga Rusia akan kehilangan pangsa pasar energi terbesar mereka, menurunnya kekuatan politik di Eropa, dan stabilitas ekonomi nasional menjadi ancaman. Dari pemaparan tersebut penulis merumuskan pertanyaan penelitian yakni bagaimana strategi geopolitik energi Rusia di dalam dinamika syria’s pipeline war?. Penelitian ini akan dianalisis menggunakan pendekatan geopolitik energi dengan beberapa konsep di dalamnya seperti the effect of resource, dan balance of power. Metode penelitian secara kualitatif menjadi pilihan untuk menjabarkan dan mendeskripsikan penelitian, dengan metode ini akan memberikan kejelasan lebih mendalam atas problematika yang terjadi. Sehingga penelitian dapat dipersembahkan untuk memperkaya ilmu pengetahuan, terutama pada polemik dunia modern, dan komoditas energi yang menjadi organ vital sebuah negara.