Analisis Kelimpahan dan Karakteristik Mikroplastik pada Sampel Air Sungai Ciliwung DKI Jakarta
Abstract
Partikel mikroplastik merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab pencemaran air. Pemakaian
bahan yang mengandung plastik menjadi pemicu terjadinya penumpukan sampak plastik yang dapat
terfragmentasi menjadi partikel plastik yang lebih kecil yang disebut mikroplastik. Kualitas Sungai
Ciliwung yang semakin buruk mengakibatkan Sungai Ciliwung masuk ke dalam daftar sungai terkotor
di dunia. Hal tersebut didukung oleh banyaknya 20.000 barang berbahan plastik mengalir di sepanjang
sungai ciliwung. Maka dari itu, studi ini disusun dengan tujuan untuk menganalisis kelimpahan dan
karakteristik partikel mikroplastik yang terdapat pada sampel air Sungai Ciliwung serta menganalisis
pengaruh dari parameter pH, suhu, dan kekeruhan terhadap kelimpahan mikroplastik. Metode yang
digunakan meliputi studi literatur yang digunakan sebagai data sekunder untuk menganalisis pengaruh
parameter fisika-kimia dan penelitian laboratorium untuk mendapatkan data primer. Metode yang
digunakan pada saat melakukan uji laboratorium meliputi filtrasi, Wet Peroxide Oxidation (WPO), dan
pengamatan partikel mikroplastik di bawah Mikroskop Olympus. Hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa terdapat partikel mikropalstik pada sampel air sungai Ciliwung. Partikel
mikroplastik yang terdapat pada sampel air titik 2 lebih banyak dibandingkan partikel mikroplastik pada
sampel titik satu dan titik tiga. Rata rata partikel mikroplastik yang ditemukan sebanyak 69,78 partikel
atau 77,53 MP/L. Karakteristik bentuk mikroplastik yang paling dominan yaitu terdapat pada bentuk
fiber dengan persentase 68%. Dan karakteristik warna dan ukuran yang paling banyak ditemukan yaitu
transparan dan klasifikasi kelas 6 dengan ukuran 100-500 mikrometer. Hasil uji regresi linier berganda
menerangkan bahwa terdapat pengaruh antara parameter fisika-kimia yang berupa pH, suhu, dan
kekeruhan terhadap kelimpahan mikroplastik dengan nilai signifikasi <0,05. Hasil tersebut juga
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara parameter pH dan kekeruhan terhadap kelimpahan
mikroplastik, dimana semakin tinggi nilai pH dan kekeruhan maka kelimpahan mikroplastik juga
semakin meingkat. Disamping itu, terdapat hubungan negatif antara parameter suhu terhadap kelimpahan
mikroplastik, dimana suhu yang tinggi dapat menurunkan jumlah kelimpahan mikroplastik.