ANALISIS KONFIGURASI DISTANCE RELAY SEBAGAI SISTEM PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI DI PT PLN ULTG BALI SELATAN
Abstract
Saluran transmisi memiliki peranan penting dalam proses distribusi dari pembangkit ke konsumen. Namun, terdapat kendala pada proses penyaluran apabila terjadi gangguan yang mengganggu sistem transmisi listrik. Oleh karena itu, diperlukan sistem proteksi pasa sistem transmisi listrik. Relai jarak (Distance Relay) merupakan proteksi utama (main protection) pada sistem jaringan transmisi saluran udara tengangan tinggi (SUTT) 150 kV. Agar relai jarak dapat bekerja baik dan benar dalam mendeteksi letak gangguan diperlukan analisa perhitungan sesuai standar yang telah ditetapkan. Pada analisa perhitungan relai jarak di Gardu Induk Gianyar – Pesanggaran diperoleh hasil zona 1 sebesar 5.105∠75.43°Ω, zona 2 sebesar 7.6574 Ω∠75.43°Ω, dan zona 3 sebesar 15.739 Ω∠75.86°Ω. 3. Untuk standar waktu (t) setting untuk zona 1 sebesar 0 s, zona 2 sebesar 0.4 s dan untuk zona 3 sebesar 1.6 s. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, pada zona 1 dan zona 2 hasil analisa perhitungan dengan setting dilapangan tidak terlalu jauh, sehingga setting masih bisa dipakai. Sedangkan zona 3 terdapat perbedaan yang perlu dilakukan peninjuan ulang agar relai jarak dapat bekerja dengan baikSaluran transmisi memiliki peranan penting dalam proses distribusi dari pembangkit ke konsumen. Namun, terdapat kendala pada proses penyaluran apabila terjadi gangguan yang mengganggu sistem transmisi listrik. Oleh karena itu, diperlukan sistem proteksi pasa sistem transmisi listrik. Relai jarak (Distance Relay) merupakan proteksi utama (main protection) pada sistem jaringan transmisi saluran udara tengangan tinggi (SUTT) 150 kV. Agar relai jarak dapat bekerja baik dan benar dalam mendeteksi letak gangguan diperlukan analisa perhitungan sesuai standar yang telah ditetapkan. Pada analisa perhitungan relai jarak di Gardu Induk Gianyar – Pesanggaran diperoleh hasil zona 1 sebesar 5.105∠75.43°Ω, zona 2 sebesar 7.6574 Ω∠75.43°Ω, dan zona 3 sebesar 15.739 Ω∠75.86°Ω. 3. Untuk standar waktu (t) setting untuk zona 1 sebesar 0 s, zona 2 sebesar 0.4 s dan untuk zona 3 sebesar 1.6 s. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, pada zona 1 dan zona 2 hasil analisa perhitungan dengan setting dilapangan tidak terlalu jauh, sehingga setting masih bisa dipakai. Sedangkan zona 3 terdapat perbedaan yang perlu dilakukan peninjuan ulang agar relai jarak dapat bekerja dengan baik