PENENTUAN PRIORITAS ENERGI TERBARUKAN DALAM OPERASIONAL GUDANG MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS
Abstract
Industri logistik merupakan industri dengan pertumbuhan pesat di sektor transportasi dan pergudangan, menghadirkan peluang untuk mengadopsi energi terbarukan. Gudang, sebagai komponen vital dalam rantai pasokan global, berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca (GRK) yang substantial, mencapai sekitar 5,5% dari total emisi global. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap dampak lingkungan. Hal ini juga mendorong perlunya transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan di sektor pergudangan dalam logistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, melakukan pembobotan, dan melakukan pemeringkatan energi terbarukan berdasarkan kriteria dan subkriteria yang telah diidentifikasi untuk kebutuhan operasional gudang. Pemeringkatan diperlukan untuk memilih energi terbarukan yang paling sesuai dengan kebutuhan operasional gudang berdasarkan kriteria yang telah diidentifikasi dan dilakukan pembobotan. Penelitian ini berperan penting dalam mendorong adopsi energi terbarukan di industri logistik, berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca, dan menciptakan masa depan logistik yang lebih ramah lingkungan. Pendekatan MCDM yang menggabungkan metode AHP dan TOPSIS diterapkan untuk mengevaluasi sumber energi terbarukan. AHP menentukan bobot kriteria dan subkriteria, sementara TOPSIS memeringkatkan alternatif energi terbarukan berdasarkan bobot tersebut. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa kriteria technical memiliki bobot tertinggi (0.315), diikuti oleh socio-political (0.291), economy (0.140), environmental (0.184), dan risk (0.071). Subkriteria dengan bobot tertinggi masing-masing adalah efficiency, acceptability of residents, operation and maintenance cost, carbon emissions, dan natural phenomena. Hasil pembobotan dan pemeringkatan alternatif solusi menunjukkan bahwa energi surya memiliki bobot tertinggi (0.888), diikuti oleh energi bionergi (0.161), energi air/hidro (0.149), energi panas bumi (0.114), dan energi angin (0.107). Hasil ini menggambarkan preferensi energi terbarukan yang sesuai untuk operasional private warehouse.