| dc.description.abstract | Dalam hal penggunaan energi, sebagian besar negara di dunia mempunyai agenda berupa melakukan transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, Hal tersebut mengharuskan penggunaan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) menjadi lebih banyak dibandingkan dengan pembangkit energi fosil. Salah satu pembangkit EBT yang digunakan yaitu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). penerapan PLTS banyak digunakan sebagai salah satu energi terbarukan. Namun, PLTS merupakan pembangkit dengan sumber energi intermittent, menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang fluktuatif. Sehingga PLTS membutuhkan baterai dengan tujuan agar penyaluran energi listrik menjadi konsisten dan stabil. Salah satu Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan sistem penyimpanan energi CAES atau Compressed Air Energy Storage, merupakan teknologi penyimpan energi udara tekan untuk keperluan pengoperasian kelistrikan dalam skala besar. CAES mempunyai prinsip kerja mengkompresi udara sekitar untuk disimpan kedalam suatu wadah besar yang mempunyai tekanan udara yang sesuai seperti salt caverns, Aquifers. Selain itu, Phase Shifter juga ditambahkan pada sistem untuk memaksimalkan aliran daya serta meningkatkan kapasitas transmisi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sistem IEEE 118 Bus dengan tujuan untuk meminimumkan operational-cost, meningkatkan efisiensi generator thermal dan mengurangi emisi. Metode yang digunakan yaitu Mix Integer Linear Programming (MILP) dengan CPLEX Solver. Hasil penelitian tugas akhir ini yaitu sistem menunjukkan penurunan biaya dan daya hingga paling minimum sebesar 51% dari SCUC pembangkit Konvensional ketika ditambahkan PV, CAES dan Phase Shifter | en_US |
