dc.description.abstract | Polydimethylsiloxane (PDMS), merupakan polimer silikon organik yang digunakan dalam berbagai macam industri. Proses Muller-Rochow adalah salah satu metode yang digunakan untuk mensintesis PDMS. Dengan proses ini memungkinkan terbentuknya PDMS yang tersintesis secara langsung berbahan dasar dari silika dan metilklorida. Namun demikian, impor masih dilakukan untuk memenuhi kebutuhan PDMS di Indonesia, karena belum adanya industri atau pabrik yang memproduksi produk tersebut. Melalui prarancangan pabrik PDMS ini, dengan harapan dapat membantu kebutuhan produksi dan menambah peranan dalam bidang industri kimia. Analisis rencana produksi PDMS di Indonesia diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor seperti konsumsi, kapasitas produksi, dan permintaan pasar. Data dari tahun 2018-2023 menunjukkan bahwa kebutuhan Polydimethylsiloxane di Indonesia semakin meningkat dan akan terus meningkat hingga beberapa tahun kedepan. Prarancangan dilakukan dengan melihat data impor Indonesia terhadap produk PDMS setelah itu dilakukan regersi analisis didapatkan pada tahun 2027 kebutuhan Indonesia terhadap produk Polydimethylsiloxane (PDMS) ini sebesar 17.015,02 ton/tahun. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terhadap produk Polydimethylsiloxane (PDMS), prarancangan pabrik ini dibuat pada kapasitas 39.632 ton/tahun. Prarencana Pabrik PDMS akan dibangun di Bontang, Kalimantan Timur. Wilayah ini dekat dengan pelabuhan sesuai kebutuhan bahan baku produksinya. Serta transportasi darat dan laut yang strategis dan utilitas yang memadai, memungkinkan peluang pabrik ini dapat beroperasi dan bertahan untuk waktu yang lama. Untuk mendukung Proses Muller-Rochow, kami menyiapkan CuCl yang akan digunakan sebagai katalis dengan bantuan promotor ZnO, Sn, dan P. Penggunaan promotor ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja katalis untuk mencapai selektivitas yang tinggi sehingga dapat memperoleh diklrorodimetilsilan yang darinya polidimetilsiloksan diperoleh. Berdasarkan hasil analisis ekonomi dari segala aspek, pabrik PDMS layak untuk dibangun dengan keuntungan (IRR) lebih besar dari MARR mencapai 40% berbanding 24%, serta waktu pengembalian modal yang dibutuhkan sejak awal investasi dicapai selama 1.9 tahun dikurangi suku bunga dari bank BCA. Selain itu Shutdown point yang rendah berada di 6% dengan Breakeven point di 19%
dari hasil penjualan satu tahun dinilai rendah untuk pabrik dengan resiko tinggi. Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi para investor sehingga prarancangan pabrik PDMS layak untuk diintasikan. | en_US |