ANALISIS PENERAPAN LEAN SIX SIGMA MENGGUNAKAN METODE DMAIC UNTUK PERBAIKAN PROSES BONGKAR BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PADA PELABUHAN INTEGRATED TERMINAL TELUK KABUNG PT PERTAMINA PATRA NIAGA
Abstract
Penelitian ini ditujukan guna melakukan analisis terkait penerapan pendekatan lean six sigma pada proses bongkar BBM dari kapal untuk meminimalkan terjadinya waktu tunggu. Permasalahan pada penelitian ini dirumuskan untuk mengidentifikasi aliran proses bongkar BBM pada pelabuhan, mengukur waktu tunggu yang paling berpengaruh selama proses bongkar BBM, mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya waktu tunggu, dan mengetahui usulan perbaikan dan peningkatan yang dapat diterapkan. Pendekatan yang dipakai pada penelitian ini yaitu lean six sigma dengan menggunakan metodologi DMAIC (Define Measure, Analayze, Improve, dan Control). Pada fase Define digunakan alat yang disebut sebagai Value Stream Mapping (VSM) guna melakukan pemetaan aliran nilai kondisi terkini. Pada fase Measure digunakan alat yang bernama diagram pareto beserta prinsipnya, untuk menganalisis tipe waktu tunggu yang paling berpengaruh berdasarkan total waktu tunggu yang terjadi. Fase Analyze digunakan alat yang disebut dengan diagram fishbone atau diagram ishikawa yang bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor penyebab dari terjadinya waktu tunggu yang terjadi. Pada fase yang terakhir, yaitu Improve digunakan teknik brainstorming untuk menentukan dan memperoleh ide dan langkah perbaikan. Hasil penelitian ini diperoleh nilai Cycle Time (CT) sebesar 70 jam 21 menit 25 detik, Value Added (VA) sebesar 49 jam 12 menit 51 detik, Non-Value Added (NVA) sebesar 21 jam 8 menit 35 detik, dan Process Cycle Efficiency (PCE) sebesar 69%. Diidentifikasi tipe waktu tunggu yang paling berpengaruh berdasarkan total waktu tunggunya, yaitu waiting ALD ADD sebesar 980 jam 5 menit, waiting Order sebesar 430 jam 53 menit, waiting Tank Inspection and Calculation sebesar 173 jam 26 menit, dan waiting Tideunberth sebesar 150 jam 28 menit. Pada waiting ALD/ADD diperoleh usul langkah perbaikan pertama berupa peningkatan dan pembaharuan sistem informasi pelacakan (tracing system) kapal di pelabuhan dan usul perbaikan kedua berupa perbaikan jadwal bongkar muat kapal secara teratur. Pada waiting Order diperoleh usul langkah perbaikan pertama berupa peningkatan koordinasi dan komunikasi team antar tenaga kerja atau manpower dan usul perbaikan kedua berupa penambahan tenaga kerja atau manpower divisi Loading Master (LM) di pelabuhan. Pada waiting Tank Inspection and Calculation diperoleh usul langkah perbaikan pertama berupa penggantian peralatan atau fasilitas uji laboratorium secara menyeluruh dengan versi yang terbaru disertai pelatihan penggunaan alat dan usul langkah perbaikan kedua yaitu menambah peralatan atau fasilitas uji laboratorium. Pada waiting Tideunberth diperoleh usul langkah perbaikan berupa pemeliharaan kolam pelabuhan dan fasilitas operasional pelabuhan.