Show simple item record

dc.date.accessioned2024-08-01T02:22:43Z
dc.date.available2024-08-01T02:22:43Z
dc.date.issued2024-07-31
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/11927
dc.description.abstractPenggunaan kekuatan ekonomi oleh Tiongkok untuk membina hubungan bilateral dengan Filipina merupakan fenomena unik. Puncak konflik antara Tiongkok dan Filipina terjadi selama masa Presiden Aquino (2010-2016) akibat tindakan Tiongkok di Laut China Selatan, yang menyebabkan embargo ekspor dan propaganda turisme terhadap Filipina. Namun, di bawah Presiden Duterte, Tiongkok menjadi salah satu investor terbesar di Filipina, mengalahkan Jepang di sektor infrastruktur dan energi melalui strategi geoekonominya. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif untuk menganalisis strategi geoekonomi Tiongkok selama pemerintahan Duterte, yang memperkuat hubungan diplomatik kedua negara. Dengan menggunakan Teori Geoekonomi dari Blackwell dan Harris, penelitian ini menelaah instrumen yang digunakan Tiongkok dalam mendekati Filipina. Analisis menunjukkan kebutuhan Filipina akan dana pembangunan ekonomi dan ambisi Tiongkok melalui Belt and Road Initiative (BRI). Strategi geoekonomi digunakan untuk mencapai kepentingan geopolitik Tiongkok dengan (1) melemahkan hubungan Filipina dengan Amerika Serikat, dan (2) meningkatkan pengaruh politik Tiongkok di Asia Tenggara. Strategi yang digunakan termasuk investasi dan bantuan luar negeri (Official Development Aid).en_US
dc.titleSTRATEGI GEOEKONOMI TIONGKOK MELALUI KEBIJAKAN BELT AND ROAD INITIATIVE (BRI) DI FILIPINA PADA TAHUN 2016-2022en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record