PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) ATAP DI GEDUNG KESENIAN DHARMA NEGARA ALAYA DENPASAR
Abstract
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah solusi energi terbarukan yang potensial di Indonesia, terutama di Bali yang memiliki intensitas matahari tinggi sehingga perancangan PLTS atap akan dilakukan di provinsi bali tepatnya di Gedung Kesenian Dharma Negara Alaya Denpasar yang memiliki kebutuhan energi total sekitar 276 kWh dengan luas atap cukup besar untuk memenuhi 30% dari luas atap yang tersedia. Perancangan ini akan menganalisis sistem on-grid, off-grid, dan hybrid untuk menentukan desain yang efisien secara teknis maupun ekonominya. Analisis dilakukan dengan menghitung kapasitas komponen seperti sudut panel surya, daya inverter, kapasitas baterai, daya panel surya, dan arus solar charge controller berdasarkan beban listrik, intensitas matahari, dan suhu lingkungan tahunan. Kemudian dilakukan perhitungan potensi penghematan dan analisis nilai keekonomiannya. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sistem on-grid dengan HelioScope paling efisien secara teknis dan ekonomi, karena mampu menghasilkan potensi 138.269 kWp dengan pemanfaatan 40.44%. Biaya pemasangan awal Rp 696,075,671 memberikan penghematan Rp 211,431,389.27 per tahun dengan masa pengembalian modal 5 tahun, dan keuntungan kumulatif Rp 1,223,095,511 selama 25 tahun, serta pengurangan emisi 49,558.61 kgCO₂ per tahun atau sekitar 40.438%. Namun, untuk sistem on-grid dengan PV Syst menghasilkan potensi yang lebih besar yaitu 140.94 kWp tetapi dengan pemanfaatan sebesar 39.59%, biaya awal Rp 728,130,671 dan memberikan penghematan Rp 135,444,430.02 per tahun dengan masa pengembalian modal 9 tahun, dan keuntungan kumulatif Rp 501,303,841, serta pengurangan emisi 48,538.97 kgCO₂ per tahun atau sekitar 40.439%. Perbedaan antara hasil HelioScope dengan PV Syst ini terjadi karena adanya perbedaan merek yang digunakan sehingga menyebabkan beberapa selisih harga. Sedangkan untuk sistem off-grid dan hybrid pada HOMER, meskipun mampu memenuhi kebutuhan energi gedung sebesar 276 kWh tanpa suplai grid, namun biaya awal cukup tinggi Rp 2,094,719,295.58 dan tidak menguntungkan jangka panjang meski mengurangi emisi CO₂ 100%. Oleh karena itu, sistem on-grid HelioScope adalah pilihan paling efisien secara teknis maupun ekonomi untuk Gedung Kesenian Dharma Negara Alaya Denpasar.