PENENTUAN PENGADAAN BUS LISTRIK LAYANAN BRT MENGGUNAKAN ENTROPY WEIGHT METHOD (STUDI KASUS: PT TRANSPORTASI JAKARTA)
Abstract
Menurut Perjanjian Paris, Indonesia berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, dengan dukungan internasional. Komitmen ini merupakan bagian dari upaya global untuk menahan kenaikan suhu rata-rata global per tahun di bawah 2 derajat Celcius dibandingkan dengan tingkat pra-industri, serta berupaya membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius. Untuk mencapai target tersebut maka dibuatlah Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai atau elektrifikasi transportasi. Elektrifikasi transportasi merupakan salah satu solusi utama dalam upaya mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi di sektor transportasi. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini berkaitan tentang elektrifikasi transportasi yang secara bertahap dilakukan oleh PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Untuk mendukung kebijakan tersebut, PT Transjakarta merencanakan pengadaan bus listrik layanan BRT untuk operasional tahun 2024. Namun dalam prosesnya, terdapat beberapa pertimbangan yang dapat memengaruhi hasil pengambilan keputusan terhadap pemilihan merek bus listrik yang akan diadakan. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menentukan merek bus listrik terbaik yang akan digunakan dalam proses pengadaan bus listrik layanan BRT di PT Transjakarta tahun 2024 menggunakan metode EWM. Dalam prosesnya dilakukan identifikasi, pembobotan, dan, pemeringkatan untuk menentukan merek bus listrik yang memiliki kinerja paling optimal berdasarkan aspek teknis yang menjadi kriteria evaluasi. Pemeringkatan diperlukan untuk memilih bus listrik terbaik berdasarkan kriteria yang telah diidentifikasi dan dilakukan pembobotan. Pendekatan MCDM menggunakan metode EWM diterapkan untuk mengevaluasi bus listrik berdasarkan merek. EWM menentukan bobot kriteria, sekaligus menentukan bobot alternatif sehingga memungkinkan untuk memeringkatkan alternatif bus listrik berdasarkan bobot tersebut. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa kriteria durasi pengisian daya memiliki bobot tertinggi (0.19), diikuti oleh daya maksimal (0.18), kapasitas penumpang (0.17), jarak tempuh dan kapasitas baterai (0.16), dan torsi (0.15). Hasil pembobotan dan pemeringkatan alternatif solusi menunjukkan bahwa bus listrik dengan merek EDISON memiliki bobot tertinggi (0.6089), diikuti oleh HIGER (0.5759), ZHONGTONG (0.5539), BYD (0.4944), MAB (0.3191), dan SAG (0,2555).