PERANCANGAN INDIKATOR KINERJA RANTAI PASOK ENERGI TERBARUKAN BIOMASSA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (STUDI KASUS: KABUPATEN ACEH TAMIANG)
Abstract
Industri energi terbarukan khususnya biomassa di Kabupaten Aceh Tamiang menghadapi berbagai tantangan dalam rantai pasoknya. Tantangan-tantangan ini meliputi pengelolaan yang tidak efisien, kualitas bahan baku yang tidak standar dan pengelolaan aset yang kurang optimal. Proses rantai pasok yang tidak terstruktur dan tidak adanya standar dalam pengelolaan kinerja menambah sulitnya industri ini berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang indikator kinerja rantai pasok energi terbarukan biomassa di Kabupaten Aceh Tamiang dengan menggunakan pendekatan Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan dilakukan pembobotan menggunakan AHP. Pendekatan SCOR dipilih karena kemampuannya yang komprehensif dalam mengidentifikasi berbagai aspek kinerja rantai pasok. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara dengan para pelaku rantai pasok, termasuk aktor petani, agen pengepul, pabrik pengolahan kelapa sawit, dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBS). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 12 Key Performance Indicator (KPI) yang telah teridentifikasi guna merepresentasikan kinerja rantai pasok biomassa. Dari hasil perhitungan dan analisis pada indikator kinerja rantai pasok ditemukan bahwa nilai bobot tertinggi untuk indikator kinerja diperoleh pada KPI-11 Deliver Quantity Accuracy memiliki nilai bobot 0.691. Selanjutnya, sebagai bobot terendah dalam indikator kinerja rantai adalah KPI-06 Tingkat Pemenuhan Pesanan (Fill Rate) mendapat bobot 0,196. Hasil pembobotan ini dapat dijadikan bahan evaluasi untuk para aktor serta pemangku kepentingan di Kabupaten Aceh Tamiang untuk selanjutnya diimplementasikan sehingga bisa menjadi acuan dalam proses pengambilan keputusan maupun evaluasi untuk meningkatkan rantai pasok biomassa.