dc.description.abstract | Banjir di DKI Jakarta, khususnya di sekitar Sungai Ciliwung, merupakan masalah rutin yang disebabkan oleh cekungan banjir dan sistem drainase yang kurang optimal. Pintu Air Manggarai berfungsi untuk mengendalikan luapan air, namun banyak daerah tetap rentan terhadap banjir. Ketersediaan air minum selama banjir menjadi tidak merata, sehingga diperlukan instalasi pengolahan air berskala kecil dan mobile untuk mengolah air banjir menjadi air minum yang layak. Konsep instalasi compact yang memanfaatkan filter polypropylene, filtrasi granula, reverse osmosis, dan ultraviolet telah dikembangkan, namun belum diuji secara langsung. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh variasi susunan media pada filter granula terhadap hasil pengolahan air banjir menjadi air minum, serta menganalisis efektivitas penyisihan kontaminan oleh rangkaian intalasi pengolaha yang diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susunan media yang paling baik dalam menurunkan kekeruhan sebesar 73,79% yaitu susunan alternatif 4 dengan media filter zeolit, manganese greensand, dan antrasit. Rangkaian IPA yang terdiri dari filter polypropylene, filtrasi granula, reverse osmosis, dan ultraviolet dapat menurunkan beberapa parameter wajib air minum seperti E. coli sebesar 100%, kekeruhan sebesar 99,63%, dan Total Dissolved Solids (TDS) sebesar 39,36%, sehingga konsentrasi akhir sesuai dengan standar PERMENKES Nomor 2 Tahun 2023. Namun, beberapa parameter seperti Total Coliform dan klorida masih melebihi standar baku mutu, dan beberapa parameter seperti Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen Demand (BOD) justru meningkat setelah pengolahan. Makadari itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis perbaikan kinerja dari instalasi pengolahan air. | en_US |