ESTIMASI JUMLAH DAN DAMPAK MIKROPLASTIK DI KAWASAN MUARA ANGKE
Abstract
Muara Angke, salah satu kawasan pesisir Jakarta, mengalami pencemaran laut yang signifikan akibat akumulasi limbah dari hulu sungai dan pemukiman pesisir. Limbah rumah tangga, terutama sampah plastik seperti botol, kantong plastik, bungkusan, tali rafia, dan Styrofoam, mendominasi kawasan ini. Aktivitas tinggi di Muara Angke, termasuk pemukiman dan jalur kapal nelayan, meningkatkan potensi emisi mikroplastik ke Teluk Jakarta. Penelitian ini bertujuan memproyeksikan jumlah sampah plastik dihasilkan dari masyarakat Muara Angke yang berakhir ke perairan hingga membentuk mikroplastik dan mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik yang berakhir ke perairan Muara Angke terhadap biota air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kawasan ini berpotensi menghasilkan sampah plastik sebanyak 16.846 buah/tahun botol, 16.846 buah/tahun Styrofoam, dan 42.115 buah/tahun plastik pembungkus makanan yang berakhir ke perairan Muara Angke. Temuan ini mengindikasikan perlunya pengelolaan sampah plastik yang lebih baik untuk mencegah dampak negatif terhadap ekosistem laut dan kesehatan manusia. Penelitian ini menunjukkan bahwa botol plastik (PET) berpotensi menghasilkan 3,89 × 10¹² partikel mikroplastik per tahun, styrofoam (PS) 4,02 × 10¹² partikel per tahun, dan plastik pembungkus makanan (PE) 4,83 × 10¹¹ partikel per tahun. Potensi transformasi mikroplastik tertinggi adalah dari sampah jenis PET dengan 1,45 × 10¹² partikel, sedangkan jenis PE adalah yang terendah dengan 7,23 × 10¹⁰ partikel