PERANCANGAN INDIKATOR KINERJA RANTAI PASOK BERPENDINGIN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE MODEL (STUDI KASUS: FRESH FACTORY)
Abstract
Industri cold chain di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dalam sektor frozen food dengan tingkat pertumbuhan tahunan mencapai 7,50%. Hal ini menyebabkan sekitar 38% kapasitas konsumsi domestik memerlukan layanan cold storage. Fresh Factory, sebuah start-up di industri cold chain, menyediakan layanan fulfillment (cold storage) hingga pengiriman dengan armada berpendingin (reefer truck). Namun, Fresh Factory menghadapi berbagai tantangan seperti koordinasi yang kompleks, menjaga stabilitas suhu untuk memastikan kualitas produk, dan pengiriman tepat waktu. Penelitian ini bertujuan merancang kinerja rantai pasok berpendingin Fresh Factory menggunakan pendekatan Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Perancangan ini dilakukan melalui tiga tahap utama dalam model SCOR, yaitu tahap 1 mencakup penilaian dan pengelompokkan proses bisnis, tahap 2 mencakup identifikasi dan pemetaan KPI, dan tahap 3 pembobotan dan pemasangan KPI dengan atribut kinerja. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi lapangan dengan pelaku rantai pasok berpendingin yang terlibat. Hasil penelitian memvalidasi 9 KPI representasi dari kinerja rantai pasok berpendingin. Responden kemudian menilai tingkat kepentingan setiap KPI menggunakan pairwise comparison. Hasil pembobotan pada AHP menunjukkan bahwa proses deliver memiliki bobot tertinggi (0,565), atribut reliability dalam proses ini memiliki bobot tertinggi (0,489), dan KPI 08 – Excursion Rate memiliki bobot tertinggi (0,670). Hasil pembobotan ini dapat dijadikan bahan evaluasi untuk para stakeholder di Fresh Factory sehingga bisa menjadi landasan dalam decision making yang bersifat strategis.