dc.description.abstract | Saat ini sungai telah berubah fungsi menjadi penerima air buangan domestik, pembuangan sampah, dan
pembuangan limbah industri. Sampah tersebut berpotensi terdegradasi dan menjadi mikroplastik.
Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm yang telah ditemukan dalam
berbagai ukuran, warna, bentuk, dan jenis polimer yang beragam sesuai dengan sumber pencemar
dan proses yang terjadi di lingkungan. Kontaminasi mikroplastik di sumber air baku memiliki
berpotensi menurunkan kualitas air minum dan memberikan efek toksik yang akan mengancam
kesehatan manusia. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui kelimpahan dan
mikroplastik di sumber air baku di DKI Jakarta, yaitu Sungai Krukut, Cengkareng Drain, dan Sungai
Mookevart. Penelitian dilakukan melalui pengambilan sampel air, penyisihan mikroplastik dari
sampel air melalui proses Wet Peroxide Oxidation, filtrasi, identifikasi karakteristik fisik
menggunakan mikroskop cahaya, serta identifikasi jenis polimer dengan raman spectroscopy.
Mikroplastik berwarna transparan mendominasi pada Sungai Krukut (36,79%) dan Cengkareng
Drain (28,37% ) dan warna merah pada Sungai Mookevart (36,36%). Mikroplastik berbentuk fiber
mendominasi pada ketiga sungai dengan persentase berturut-turut di Sungai Krukut, Cengkareng
Drain, dan Mookevart sebesar 38,68%, 41,84%, dan 40%. Adapun ukuran mikroplastik yang paling
dominan pada Sungai Krukut, Cengkareng Drain, dan Sungai Mookevart berturut-turut adalah 500-
1000 µm (22,64%), 100-500 µm (29,79%), dan 100-500 µm (41,82%). Sedangkan jenis polimer
yang ditemukan pada Sungai Krukut berjenis polypropylene (PP), Cengkareng Drain dan Sungai
Mookevart berjenis polyethylene terephthalate (PET). Kelimpahan mikroplastik pada Sungai
Mookevart sebesar 25,35-45,31 partikel/L, Cengkareng Drain sebesar 37,02-56 partikel/L, dan
Sungai Krukut sebesar 25,35-45,31 partikel/L. | en_US |