PREDIKSI CURAH HUJAN SEBAGAI DASAR PREDIKSI BANJIR PADA SUNGAI SEPAKU DI WILAYAH IKN DENGAN METODE STATISTICAL DOWNSCALING OUTPUT GCM MENGGUNAKAN MODEL CMIP6 DENGAN DATASET CSIRO(ACCESS ESM 1-5) DAN MIROC-6
Abstract
Perubahan iklim adalah peristiwa berubahnya komponen atau variabel iklim akibat
pemanasan global. Salah satu akibat dari perubahan iklim adalah meningkatnya frekuensi
dari kejadian cuaca ekstrem, seperti banjir, kekeringan, cuaca buruk, dan angin kencang.
Indonesia akan memindahkan ibu kota negara ke wilayah Kalimantan Timur, khususnya
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, sebagai bagian dari strategi
mencapai tujuan perekonomian Indonesia tahun 2045. Namun banjir baru-baru ini terjadi
di kawasan IKN, kawasan Desa Sepaku di Penajam Paser, Penajam Utara, Kalimantan
Timur. Perubahan curah hujan atau iklim akan berdampak terhadap neraca dan kebutuhan
air, ketersediaan serta kualitas air. Maka dari itu untuk mengantisipasi perubahan ini,
penting untuk melakukan mitigasi dengan memprediksi pola perubahan curah hujan di
masa depan terlebih pada Daerah Ibu Kota Nusantara yang menjadi pusat pemerintahan.
Penelitian ini berlokasi pada DAS SEPAKU tepatnya pada Desa Sukaraja, Kabupaten
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai
curah hujan kondisi Proyeksi, menentukan kondisi banjir genangan kondisi Observasi dan
curah hujan yang dipengaruhi iklim. Curah hujan proyeksi yaitu CSIRO (ACCESS ESM
1-5) dan MIROC 6 yang didapatkan dari output GCM diolah terlebih dahulu dengan
meotode Statistical Downscalling, untuk mendapatkan curah hujan lokal dan melakukan
koreksi dengan Quantile Mapping Correction. Kemudian mengolahannya dalam analisis
hidrologi untuk mendapatkan debit banjir rencana. Debit banjir rencana didapat dari hasil
simulasi HEC-HMS. Debit banjir rencana tersebut akan dimodelkan dalam HECRAS untuk
mendapat genangan banjir. Berdasarkan hasil analisis curah hujan dengan kondisi kala
ulang 2 tahun, luasan genangan antara kondisi observasi dengan kondisi proyeksi tidak
signifikan perbedaannya. Sedangkan pada curah hujan dengan kala ulang 100 tahun
memiliki peningkatan luasan genangan sebesar 2.1% pada jenis skenario SSP 585.