dc.description.abstract | Garis pantai merupakan garis pertemuan antara daratan dan lautan yang selalu mengalami kemajuan dan kemunduran akibat adanya abrasi dan akresi yang terjadi. Salah satu pantai yang terdampak yaitu Pantai Tanjung Lesung yang memiliki potensi abrasi dan akresi akibat adanya proses hidrodinamika yang terjadi pada wilayah tersebut. Pada jurnal (Liwun et all,2022) adanya potensi terjadinya abrasi dan akresi yang sangat signifikan pada pesisir pantai Tanjung Lesung akibat gelombang. Dengan melihat kondisi tersebut, maka Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisis kondisi hidrodinamika pantai, melakukan perbandingan kondisi pasang tertinggi dan surut terendah, serta menganalisis perbandingan skenario pasang surut yang disertai angin dan gelombang dalam kala ulang 25 tahun dengan 100 tahun. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data berupa data angin dalam rentang tahun 2013-2022 untuk analisis gelombang, data pasang surut selama 29 hari, dan data batimetri dari BATNAS dan DEMNAS. Hasil yang signifikan terjadi pada skenario pasang surut disertai angin dengan skenario pasang surut disertai angin dan kala ualng gelombang 25 tahun, dikarenakan adanya faktor gelombang dan kecepatan angin yang berhembus jauh lebih besar. Perbandingan skenario periode ulang gelombang 25 tahun dan 100 tahun berada pada arah arus yang bergerak dan inundasi yang dihasilkan lebih besar pada skenario periode kala ulang 100 tahun. Hasil validasi pemodelan menggunakan RMSE sebesar 0,003, MSE sebesar 0,009 dan MAPE sebesar 2,4 % dan dikategorikan akurasi yang tinggi. | en_US |