Perencanaan Ulang Struktur Gedung Proton Beam RSPAD Gatot Soebroto Menggunakan Beton Pracetak
Abstract
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan fasilitas kesehatan yang terdiri dari perawatan rawat jalan, rawat inap serta gawat darurat. Agar dapat melindungi, menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya, rumah sakit perlu dirancang, dilengkapi dan dipelihara serta disediakan fasilitas yang lapang serta terjamin untuk pasien. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui kegiatan konstruksi atau pembangunan rumah sakit. Pembangunan rumah sakit diharapkan bisa diselesaikan dengan cepat. Hal ini dikarenakan dengan kebutuhan yang sangat tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan metode yang dapat diselesaikan dengan efisien dan cepat seperti penggunaan metode beton pracetak atau precast. Gedung Proton Beam RSPAD Gatot Soebroto dibangun menggunakan metode konvensional pada kondisi eksisting. Pada penelitian ini, penulis melakukan perancangan ulang Gedung Proton Beam RSPAD Gatot Soebroto menggunakan metode pracetak dan melakukan perbandingan biaya material balok, kolom dan pelat antara metode konvensional dan metode pracetak. Perancangan ulang dengan metode pracetak diaplikasikan pada struktur atas menggunakan standar SNI 1727:2020, SNI 1726:2019, SNI 2847:2019, SNI 7832:2012, Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2022, dan PCI Design Handbook 7th. Hasil dari perancangan ulang didapatkan dimensi Balok Induk 1 dan Balok Induk 2 sebesar 600 x 400 mm dan Balok Anak 1 dan Balok Anak 2 sebesar 300 x 200 mm, untuk elemen kolom didapatkan dimensi sebesar 600 x 600 mm dan ketebalan pelat sebesar 20 cm. Adapun metode penyambungan adalah tipe sambungan kering berupa baut dari Peikko Group yang dianalisis kekuatan sambungannya melalui perbandingan gaya aksial minimum yang harus kurang dari nilai tarik aksial yang ada dalam brosur Peikko Group. Adapun estimasi biaya untuk material menggunakan beton pracetak pada Gedung Proton Beam RSPAD Gatot Soebroto sebesar Rp 18.840.809.503 dan estimasi biaya untuk material menggunakan beton konvensional sebesar Rp 17.106.877.171. Terdapat selisih harga sebesar Rp 1.733.932.331.