dc.description.abstract | Terdapat 3 tahapan proses sintesis kitosan yaitu deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Kitosan dihasilkan dari penghilangan gugus asetil pada rantai ikatan kitin oleh bantuan senyawa alkali dengan konsentrasi yang tinggi. Kitosan dikarakterisasi menggunakan alat FTIR (Fourier transform Infrared Spectroscopy) untuk mengetahui gugus fungsi dari kitosan dan menghitung derajat deasetilasi menggunakan metode baseline. Peningkatan konsentrasi NaOH pada tahap deasetilasi menyebabkan meningkatnya nilai derajat deasetilasi, pada dpenelitian ini digunakan 2 konsentrasi NaOH yang berbeda, yaitu NaOH 60% dan 70%. Nilai derajat deasetilasi pada NaOH 60% diperoleh sebesar 78,83%. Sedangkan nilai derajat deasetilasi pada NaOH 70% diperoleh sebesar 85,97%. Nilai derajat deasetilasi pada konsentrasi NaOH 70% lebih tinggi karena lingkungan reaksi menjadi lebih basa, sehingga meningkatkan efisiensi hidrolisis. Ini berarti lebih banyak molekul kitosan mengalami deasetilasi dibandingkan dengan konsentrasi NaOH yang lebih rendah. Penambahan dosis kitosan dilakukan dengan menggunakan 3 dosis, yaitu 100 ppm, 150 ppm dan 200 ppm. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar masing-masing dosis efektif untuk menurunkan nilai turbidity, TSS, COD dan kenaikan pH. Dosis 200 ppm merupakan dosis yang paling optimum dan efektif untuk menurunkan kadar yang terkandung pada air limbah tempe, menghasilkan persentase nilai penurunan untuk turbidity sebesar 98,464%; TSS sebesar 99,52% ; COD sebesar 95,25% dan kenaikan pH dari pH awal 3,9 menjadi 6,4 | |