Show simple item record

dc.contributor.authorYuliyanti, Rani
dc.contributor.authorAmalia, Dhaifina
dc.contributor.authorPurnomo Putri, Silvia
dc.date.accessioned2024-08-16T02:18:31Z
dc.date.available2024-08-16T02:18:31Z
dc.date.issued2024-02-02
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/12777
dc.description.abstractInternational Civil Aviation Organization (ICAO) menetapkan kebijakan neutral carbon growth pada tahun 2050, mendorong pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan instruksi melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015. Peraturan ini mewajibkan pencampuran bahan bakar nabati dalam avtur sebanyak 5% pada tahun 2025. Dalam konteks ini, minyak nabati, terutama minyak kelapa sawit, menjadi sumber potensial melimpah untuk diubah menjadi bioavtur di Indonesia. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka pendirian pabrik bioavtur di Indonesia cukup menjanjikan. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, prarancangan pabrik bioavtur yang akan dibangun di Dumai, Riau ini berkapasitas 54000 kL/tahun. Proses yang digunakan untuk memproduksi bioavtur adalah proses Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA), dimana RBDPO (Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil) dan H2 sebagai bahan baku. Tahapan proses produksi secara umum melibatkan reaksi simultan antara RBDPO dan H2 untuk membentuk alkana rantai panjang melalui reaksi hydrotreating, yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi hydrocracking, yang terjadi secara bersamaan dalam satu reaktor. Pada tahap hydrotreating, RBDPO bereaksi dengan hidrogen di bawah tekanan tinggi dan suhu katalitik, menghasilkan alkana yang lebih sederhana dengan mengurangi jumlah gugus fungsional, seperti oksigen. Sementara itu, pada tahap hydrocracking, alkana hasil hydrotreating kemudian mengalami pemecahan ikatan karbon di dalam satu reaktor yang sama, membentuk alkana rantai panjang yang lebih kecil sesuai dengan jumlah rantai karbon yang diinginkan dengan NiMo/yAl2O3 sebagai katalis hingga terkonversi 97%. Utilitas yang dibutuhkan di pabrik ini adalah air 440635.88 kg/jam, listrik sebesar 1228.70 kWh, superheated steam 3208.246 kg/jam dan udara tekan sebanyak 26.16768 m3 /jam. Jumlah pekerja yang diperlukan adalah 169 orang tenaga kerja. Dari perhitungan evaluasi ekonomi, didapatkan bahwa total capital investment yang diperlukan sebesar Rp 2.013.236.297.724,92 dengan ROI sebelum pajak sebesar 11.57% dan ROI setelah pajak sebesar 8.67%. Kemudian POT sebelum pajak sebesar 8.646 tahun dan sesudah pajak sebesar 11.528 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 20.50% % dan Shut Down Point (SDP) sebesar 43.95% kapasitas produksi. Diperoleh IRR sebesar 16%. Berdasarkan hasil analisa ekonomi, maka pabrik Bioavtur dari RBDPO dengan kapasitas 54000 kilo liter per tahun layak (feasible) dan dapat didirikan di Indonesia.en_US
dc.subjectBioavtur, RBDPO, Hydrocracking, Hydrotreathing, HEFAen_US
dc.titlePrarancangan Pabrik Bioavtur Dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil Dengan Kapasitas 54000 kL/Tahunen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record