dc.description.abstract | Pembangunan konstruksi saat ini sangat berkembang pesat dalam membangun sarana dan prasarana yang berpengaruh terhadap pertumbuhan pembangunan. Dua hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan konstruksi yaitu biaya dan waktu. Penggunaan beton precast menjadi salah satu hal yang berpengaruh terhadap hal tersebut, dimana penggunaanya dirasa cepat dan efisien terhadap waktu dan biaya. Karena konstruksi beton precast masih terdapat serangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dan tidak jauh dengan risiko kegagalan yang akan terjadi. Maka dari itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat risiko yang berpengaruh terhadap biaya dan waktu, menentukan kategori yang termasuk kedalam risiko kritis dan melakukan pengendalian respon risiko sesuai dengan tingkatan sedang hingga tinggi pada proyek produksi beton precast. Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode Effect analysis dengan penentuan nilai Severity, Occurrence dan detection untuk mendapatkan nilai Risk Priority Number (RPN). Hasil analisis, diperoleh risiko terhadap biaya tingkat Low sebanyak 1 risiko Medium sebanyak 15 risiko. Risiko terhadap waktu dengan tingkat Low sebanyak 2 risiko dan tingkat Medium sebanyak 14 risiko. Nilai risiko kritis yang didapatkan dalam kategori Medium sebanyak 4 risiko dengan nilai kritis terbesar 101.01, dan terkecil 81.29. Sedangkan nilai kritis yang termasuk kedalam kategori Low sebanyak 13 risiko dengan nilai kritis terbesar 77.07, dan terkecil 45.07. Risiko pada variabel “Tertusuk material baja sisa pengelasan “dimana penyebab terjadinya risiko tersebut adalah kebersihan area pengelasan yang tidak diperhatikan yang mengakibatkan luka fatal pada bagian tubuh terkhusus kaki. Respon yang dapat diberikan adalah Penggunaan APD Khusus, membuat sistem pengelolaan limbah yang efektif untuk membuang sisa baja dengan aman, memastikan area kerja selalu dalam keadaan bersih dari sisa material untuk mengurangi risiko cedera setelah bekerja.Risiko pada variabel “Crane mobil bermasalah saat pengangkatan barang dan hasil produksi” dimana penyebab terjadinya risiko tersebut adalah kurangnya pengawasan dalam pekerjaan dan maintenance alat. Respon yang dapat diberikan adalah melakukan maintenance alat secara berkala untuk menjaga kerusakan fatal pada alat, memastikan operator crane memiliki sertifikasi dan pelatihan yang memadai, mengawasi operasional crane untuk memastikan pengangkatan barang dilakukan dengan aman. | en_US |