Pemetaan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung Menggunakan Metode Network Analyst Berbasis SIG
Abstract
Tsunami Selat Sunda yang melanda kawasan Pesisir Pantai Tanjung Lesung pada 22 Desember 2018 menyebabkan dampak bagi Desa Tanjung Jaya terutama perubahan penggunaan lahan. Berdasarkan katalog bencana tsunami 2018 silam, maka diperlukan pemetaan jalur evakuasi bencana tsunami dengan metode Network Analyst berdasarkan penggunaan lahan tahun 2024 saat ini. Pemetaan jalur evakuasi dibuat berdasarkan pendekatan pemodelan inundasi genangan tsunami dan titik shelter evakuasi yang didasarkan pada jangkauan kecepatan orang terlemah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa jauh inundasi tsunami berdasarkan skenario katalog tsunami tahun 2018 dan untuk mengetahui pemetaan jalur evakuasi dengan Metode Network Analyst. Metode penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data citra satelit dari website yang menyediakan shapefile untuk klasifikasi tata guna lahan dengan metode NDVI serta data-data katalog tsunami dari BNPB tahun 2018 untuk pemodelan inundasi tsunami dengan metode Builder Analyst. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa jangkauan tsunami maksimal melalui pemodelan inundasi tsunami yaitu sebesar 271.73 m, yang mana orang terlemah dapat menjangkau shelter dalam waktu 5,12 menit dengan kecepatan 3,18 km/jam. Selain itu, akan ditampilkan skoring hasil kelayakan shelter dan kelayakan jalan untuk penentuan rekomendasi shelter dan pembuatan Route Analyst tsunami untuk korban evakuasi. Namun berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, masih terdapat kekurangan terutama tangkapan citra yang buruk pada Landsat 8 dan tidak tersedia di rentang tanggal yang sama, sehingga akan mempengaruhi tingkat akurasi klasifikasi tata guna lahan. Selain itu penentuan titik shelter dan kelayakan jalan perlu dilakukan tinjauan lapangan secara langsung, untuk mengetahui bentuk bangunan yang layak dari berbagai sisi dan kondisi jaringan jalan yang terbaru di Desa Tanjung Jaya. Peta Network Analyst yang dibuat berdasarkan jaringan jalan yang sudah ada yaitu jalan utama dan jalan lingkungan, yang mana jalur tersebut dapat mengarahkan korban evakuasi dari bibir pantai menuju shelter hingga ke jalan utama.