dc.description.abstract | Pencemaran Sungai Ciliwung akibat limbah domestik dan industri menyebabkan meningkatnya bakteri resisten antibiotik, termasuk terhadap antibiotik tetrasiklin. Resistensi terjadi akibat perubahan genetik yang membuat bakteri bertahan terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bakteri resisten tetrasiklin di Sungai Ciliwung pada musim hujan, menganalisis ketahanannya terhadap berbagai konsentrasi antibiotik, serta memberikan rekomendasi pengendalian. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan sampel air dari hulu dan hilir Sungai Ciliwung. Uji laboratorium dilakukan dengan metode dilusi menggunakan media NA serta uji ketahanan terhadap tetrasiklin (1/1000 µg/ml, 1/500 µg/ml, 1/100 µg/ml, dan 1/50 µg/ml). Hasil penelitian menunjukkan bakteri resisten ditemukan di kedua lokasi, dengan jumlah koloni lebih banyak di hilir (118–210) dibandingkan hulu (2–9). Pada uji ketahanan, 100% bakteri dari hulu dan hilir resisten pada konsentrasi 1/1000, 1/500, dan 1/100 µg/ml. Pada 1/50 µg/ml, 75% bakteri dari hulu dan 33,33% dari hilir tetap resisten. Hal ini menunjukkan resistensi yang kuat dan berisiko bagi kesehatan masyarakat, terutama karena Sungai Ciliwung digunakan sebagai sumber air baku. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan limbah yang ketat, pemantauan kualitas air, serta edukasi penggunaan antibiotik yang bijak untuk mengurangi penyebaran resistensi. | en_US |