PENGARUH KONSENTRASI PELARUT ALKOHOL DAN DURASI MASERASI TERHADAP EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI BUNGA MAWAR (ROSA HYBRIDA L.) DENGAN METODE MICROWAVE ASSISTED HYDRODISTILLATION
Abstract
Minyak atsiri bunga mawar (Rosa hybrida L.)
memiliki nilai ekonomi tinggi dan berbagai aplikasi di industri kosmetik, farmasi,
serta aromaterapi. Ekstraksi minyak atsiri umumnya menggunakan metode
konvensional seperti hidrodistilasi, namun metode ini memerlukan waktu yang
lama dan rendah efisiensinya. Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan teknologi
gelombang mikro dalam ekstraksi minyak atsiri melalui metode Microwave-
Assisted Hydrodistillation (MAHD), dengan variasi konsentrasi pelarut alkohol
food grade 30% dan 70% dan durasi maserasi 0 jam,6 jam dan 9 jam. Penelitian
bertujuan untuk menentukan pengaruh variasi konsentrasi pelarut alkohol (30% dan
70%) terhadap rendemen minyak atsiri yang dihasilkan dari bunga mawar
menggunakan
metode
Microwave-Assisted
Hydrodistillation
(MAHD),mengidentifikasi pengaruh waktu maserasi menggunakan Metode
Microwave-Assisted Hydrodistillation (MAHD) dan mengidentifikasi profil kimia
minyak atsiri yang dihasilkan oleh Metode Microwave Assisted Hydrodistillation
(MAHD) pada Mawar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan durasi
maserasi dan konsentrasi alkohol cenderung meningkatkan rendemen minyak atsiri.
Peningkatan waktu maserasi hingga 9 jam menghasilkan volume sampel yang lebih
besar, namun waktu tetesan pertama tidak selalu lebih cepat. Konsentrasi pelarut
alkohol 70% menghasilkan waktu ekstraksi yang lebih singkat dibandingkan
alkohol 30%, terutama pada durasi maserasi yang lebih lama, dengan waktu total
ekstraksi pada maserasi 9 jam mencapai 32 menit, lebih cepat dibandingkan dengan
alkohol 30% yang membutuhkan 55 menit 10 detik. Yield minyak atsiri tertinggi
diperoleh dengan pelarut alkohol 70% dan durasi maserasi 9 jam, mencapai 62,0%.
Profil kimia minyak atsiri yang dihasilkan menunjukkan dominasi senyawa
Phenylethyl alcohol pada sampel maserasi 0 jam (76,91%), dan 3,5-
Dimethoxytoluene pada sampel maserasi 9 jam. Pengujian fisik minyak atsiri
menunjukkan hasil sesuai dengan standar SNI, meskipun terdapat perbedaan pada
indeks bias yang tidak memenuhi standar. Penelitian ini menegaskan bahwa
optimasi waktu maserasi dan konsentrasi pelarut dapat meningkatkan efisiensi
ekstraksi minyak atsiri mawar, yang berpotensi diterapkan dalam skala industri
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.