Analisis Efektivitas Mesin Rotary Kiln Pada Unit Produksi Clinker Di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Dengan Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) dan ORE (Overall Resource Effectiveness)
Abstract
Industri semen memegang peranan penting dalam pembangunan infrastruktur, dengan Rotary Kiln sebagai komponen utama dalam produksi clinker, bahan baku utama semen. Berdasarkan temuan yang ada dimana produksi aktual dari mesin Rotary Kiln masih dibawah target produksi yang dimana pada tahun 2023 produksi yang dihasilkan sebanyak 1.488.783 Ton yang dimana target produksi sebesar 1.531.000 Ton. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas mesin Rotary Kiln di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Plant 8 menggunakan pendekatan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Overall Resource Effectiveness (ORE), berdasarkan data operasional periode 2022 hingga 2024. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai OEE periode 2022 hingga 2024 sebesar 48% hingga 51%, sementara nilai ORE mencapai 53% hingga 55%, keduanya berada di bawah target ideal 85%. Berdasarkan analisis Six Big Losses dan Total ORE Losses, faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas meliputi Reduce Speed Losses terhadap produksi sebanyak 68% yang disebabkan oleh kecepatan operasi yang tidak optimal karena kendala pada sistem pendinginan, sama halnya pada Performance Losses. Sementara untuk Breakdown Losses dan Availability Losses sebanyak 3% akibat kerusakan mekanis pada komponen utama seperti dragchain dan cooling fan, kemudian, Reduce Yield Losses sebanyak 6% sama halnya pada sektor Material Losses yang dipengaruhi oleh adanya output material yang terbuang akibat gangguan proses produksi. Berdasarkan permasalah tersebut, dilakukan rekomendasi tindakan dengan strategi berbasis Total Productive Maintenance (TPM) direkomendasikan meliputi peningkatan inspeksi rutin, pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan kompetensi teknis, serta penyesuaian lingkungan kerja yang meliputi prioritas perbaikan pada pilar Autonomus maintenance, Early Equipment dan Training and Education. Hal tersebut meliputi temuan yang ada pada Faktor Tenaga kerja di implementasikan dengan penerapan TPM dari sektor pilar Autonomus Maintenance dan Education and Training dengan melibatkan seluruh karyawan dalam pelatihan mengenai prosedur. Sementara Early Equipment ditujukan pada perbaikan dari Faktor Mesin dan juga Improvement Dari Faktor Lingkungan.