ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN STRUKTURAL PADA BANGUNAN KONTRUKSI BAJA SISTEM PEB (Pre-Engineered Building) DAN CSB (Conventional Steel Building)
Abstract
Menggunakan PEB (Pre-Engineered Building) sebagai alternatif dari konsep Conventional
Steel Building (CSB) telah membawa banyak keuntungan karena desain-desain struktur
telah dioptimalisasikan, sehingga dapat mengurangi kebutuhan material. Pendekatan ini
tidak hanya bersifat serbaguna karena pre-desain dan pre-fabrikasinya, tetapi juga karena
konstruksinya yang ekonomis. Sebaliknya, konstruksi baja konvensional dinilai cenderung
memakan material, waktu dan biaya lebih banyak, yang pada akhirnya membuatnya tidak
ekonomis Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efisiensi material dan kinerja
struktural antara Pre-Engineered Building (PEB) dan Conventional Steel Building (CSB)
pada bangunan pabrik di Pekalongan. Kedua struktur memenuhi persyaratan defleksi AISC
360-10, dengan displacement maksimum pada PEB sebesar 24,172 cm dan CSB sebesar
20,424 cm. Gaya geser, gaya aksial, momen lentur, dan reaksi tumpuan maksimum pada
CSB masing-masing lebih besar sebesar 20%, 28%, 9%, dan 29% dibandingkan PEB. Hal
ini menunjukkan bahwa meskipun CSB lebih berat, struktur PEB tetap mampu memenuhi
kapasitas desain yang sama dengan biaya material yang lebih ekonomis. Analisis
menunjukkan bahwa struktur PEB lebih unggul dalam efisiensi material, biaya material
untuk struktur PEB mencapai Rp 20.630.358.200, sementara untuk CSB sebesar Rp
27.537.722.800. Hasil ini menunjukkan bahwa struktur PEB memiliki potensi
penghematan biaya material sebesar 25,08% dibandingkan dengan CSB.