PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN RELATIF AWAL DAN RENTANG SUHU LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS MICP MENGGUNAKAN METODE INJEKSI DIRECT-MIXING
Abstract
Microbially Induced Calcite Precipitation (MICP) adalah metode alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan sifat geoteknik tanah granular. Efektivitas teknik MICP tergantung pada beberapa variabel, termasuk kepadatan relatif awal tanah dan suhu lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh perbedaan kepadatan relatif awal dan rentang suhu lingkungan terhadap efektivitas metode MICP. Dalam penelitian ini, perlakuan MICP dilakukan menggunakan metode injeksi direct-mixing. Perlakuan MICP dihentikan ketika pipa injeksi telah mengalami penyumbatan. Selama proses injeksi, indikasi-indikasi terjadinya proses presipitasi CaCO3 seperti peningkatan pH dan bau amonia, tekanan yang diperlukan untuk memompa suntikan semakin besar, serta penurunan jumlah reagen yang diinjeksikan per siklus injeksi dievaluasi setelah 300 jam perlakuan MICP. Setelah lebih dari 300 jam perlakuan MICP, dengan siklus penginjeksian setiap 12 jam, sampel tanah dengan kepadatan relatif awal lebih rendah (Dr = 34,5%) seperti pada kelompok sampel A dan C berhasil mengalami sementasi. Sedangkan, pada kelompok sampel B dengan kepadatan relatif awal lebih besar (Dr = 59,8%) tidak terjadi sementasi sama sekali. Proporsi sampel tanah yang tersementasi ditemukan lebih tinggi (52,4% dari volume total sampel dan 48,9% dari berat total sampel dalam kondisi kering) pada kelompok sampel tanah yang dikondisikan pada rentang suhu lingkungan yang lebih hangat (20–28°C) dibandingkan kelompok sampel yang dikondisikan pada suhu yang lebih dingin (16–24°C) hanya sebesar 13,7% dari volume total sampel dan 15,9% dari berat total sampel dalam kondisi kering. Hasil ini menunjukkan bahwa matriks tanah yang lebih lepas dan suhu pemeraman yang lebih hangat meningkatkan efektivitas presipitasi kalsium karbonat (CaCO3) dan menghasilkan sementasi yang lebih besar.