ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT MELAKUKAN AKTIVITAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA)
Abstract
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui faktor yang mempengaruhi masyarakat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara melakukan aktivitas Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Pada dasarnya, manusia membutuhkan sanitasi yang baik yang diperuntukkan sebagai penunjang kehidupan sehari-hari, sehingga adanya fasilitas sanitasi yang layak dan aman merupakan hak setiap masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki persentase aktivitas BABS 5,69% pada tahun tahun 2021. Pada tahun 2022, Indonesia memiliki kenaikan persentase pada aktivitas BABS sebesar 5,86%. Pada data tersebut, DKI Jakarta memiliki data aktivitas rendah terhadap SBS dengan persentase kurang dari 20% secara total. Berdasarkan data BPS Provinsi DKI Jakarta tahun 2022, DKI Jakarta yang terdiri dari Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat, bagian dari DKI Jakarta yang memiliki persentase sanitasi layak paling rendah adalah Jakarta Utara sebesar 88,92%. BABS menjadi salah satu aspek yang tercakup pada capaian sanitasi layak, sehingga hal ini dapat dikatakan bahwa aktivitas BABS masih banyak terjadi di DKI Jakarta. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI (2022), dikatakan bahwa di Kecamatan Cilincing Jakarta Utara terdapat sebanyak 20.586 KK atau sebanyak 15,06% kepala keluarga di Kecamatan Cilincing yang belum memiliki akses jamban layak ataupun aman. Pada penelitian ini menggunakan data primer berupa hasil kuesioner yang diisi masyarakat Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Adapun pada analisis penelitian ini menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Metode IPA pada penelitian ini digunakan dengan tujuan mengetahui ketersediaan fasilitas sanitasi yang dimiliki berdasarkan persepsi dan preferensi masyarakat. Adapun pada penelitian ini didapatkan hasil dengan indikator kinerja rendah serta kepentingan tinggi terhadap ketersediaan tangki septik pada toilet/jamban pribadi maupun umum serta peran aktif masyarakat pada program sanitasi yang berkelanjutan. Rekomendasi yang dapat diberikan pada hasil ini adalah melakukan pembangunan tangki septik komunal dengan biaya serta ukuran yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan serta anggaran biaya setiap masyarakat. Pada hasil ini didapatkan estimasi anggaran biaya yang dibutuhkan sebesar Rp83.025,00 dengan biaya pengurasan setiap tiga (3) tahun sebesar Rp15.600,00.