ANALISIS RISIKO OPERASIONAL LOGISTIK PADA AKTIVITAS GUDANG PENYIMPANAN RAW MATERIAL MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (STUDI KASUS: PT. DSV SOLUTIONS INDONESIA CABANG SEMARANG)
Abstract
Berdasarkan data resmi statistik tahun 2024 tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2023, tahun 2017-2023 terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) di bidang Transportasi & Pergudangan sebesar 13,96 % (Badan Pusat Statistika, 2024). Peningkatan ini menandakan semakin besarnya kebutuhan masyarakat terhadap produk dan jasa yang dijalankan oleh perusahaan sehingga meningkatkan potensi persaingan. Upaya yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjaga kualitas produk, harga, dan pelayanan. Untuk meraih itu diperlukan pengelolaan rantai pasok yang baik meliputi kegiatan penyuplaian, manufaktur, distribusi, pengeceran, pelanggan, transportasi termasuk pergudangan (Chopra & Meindl, 2001). Namun, setiap kegiatan tersebut selalu ada potensi risiko yang berdampak pada aliran material dan informasi. Risiko dapat merugikan perusahaan akibat adanya unsur ketidakpastian ataupun kelalaian di dalam berbagai kegiatan (Darmawi, 2006; Djojosoedarso, 1999; Yasa, 2013 dalam Nuraini, 2022). Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko yang baik agar perusahaan dapat mengidentifikasi, mengelola, dan meminimalkan risiko sehingga perusahaan bisa terus bertahan dan berkembang (Alfiana, 2023). PT DSV Solutions Indonesia Cabang Semarang merupakan perusahaan logistik yang memberikan pelayanan berupa pergudangan, pendistribusian, dan transportasi. Material yang ditangani berupa raw material dan finished good. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko kegagalan pada gudang inbound perusahaan dengan melihat faktor sebab akibat dengan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan menentukan risiko kegagalan prioritas serta rekomendasi perbaikan dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan diagram Fishbone. Data penelitian berasal dari observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian ditemukan adanya 14 risiko kegagalan di gudang inbound perusahaan. Risiko kerusakan material dan kemasan (A4) merupakan risiko prioritas dengan skor RPN paling tinggi yaitu 375.882. Rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan analisis FMEA dan fishbone diagram.