STRATEGI DIPLOMASI EKONOMI CINA DALAM MERESPONS CHIPS AND SCIENCE ACT 2022 AMERIKA SERIKAT
Abstract
Persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan Cina telah menjadikan semikonduktor sebagai isu strategis dalam ekonomi dan keamanan global. Melalui CHIPS and Science Act 2022, AS menerapkan langkah proteksionisme sekaligus membatasi akses Cina terhadap cip canggih dan teknologi manufaktur semikonduktor. Akibatnya, sejumlah perusahaan semikonduktor Cina mengalami penurunan saham serta hambatan dalam mencapai kemandirian teknologi yang ditargetkan dalam Made in China 2025. Kondisi ini mendorong Cina untuk merespons secara terencana melalui diplomasi ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi diplomasi ekonomi Cina, meskipun tidak diumumkan secara resmi sebagai respons terhadap CHIPS and Science Act, tetapi hal ini tercermin dalam berbagai kebijakan, langkah ekonomi, dan retorika politik selama 2022–2024. Respons ini menunjukkan adanya pola diplomasi ekonomi adaptif yang memanfaatkan instrumen ekonomi dan politik untuk memengaruhi AS. Selanjutnya, strategi ini diidentifikasi melalui operasionalisasi teori Smart Power dari Joseph Nye, serta analisis juga dilakukan untuk melihat kecenderungan dari strategi tersebut, apakah lebih mengarah ke power play end atau business end, dalam menghadapi tekanan AS. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui data sekunder dari dokumen resmi, artikel jurnal, dan berita media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cina menggabungkan tekanan dan persuasi, serta respons eksternal dan penguatan internal secara seimbang, mencerminkan implementasi smart power. Tidak hanya itu, hadirnya dominasi karakteristik business end pada strateginya menunjukkan kecenderungan Cina menggunakan instrumen politik untuk memperkuat ekonomi nasional.