Konversi Long Residue Oil menjadi Fraksi Hidrokarbon Menengah (C9-C16) melalui Enzymatic Cracking
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi persentase katalis enzim terhadap sifat
fisikokimia dari fraksi ringan yang dihasilkan. Sifat fisikokimia yang diteliti ini meliputi densitas,
viskositas, gugus fungsi, serta komposisi komponen fraksi ringan yang dihasilkan berdasarkan hasil
analisa GC-MS. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
enzim sebagai katalis (1%, 2%, 3%, dan 4%) dalam proses biokonversi residu oil menjadi fraksi yang
lebih ringan. Pada penelitian ini, proses konversi residu oil menjadi fraksi hidrokarbon lebih ringan
dilakukan melalui metode enzymatic cracking menggunakan sistem reactive distillation. Metode ini
memungkinkan terjadinya reaksi pemutusan rantai hidrokarbon berat secara simultan dengan
pemisahan produk berdasarkan titik didih, sehingga meningkatkan efisiensi proses dan
meminimalkan tahapan pasca-reaksi. Suhu operasi dijaga konstan pada rentang suhu 150-280°C dan
waktu reaksi selama 4 jam. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa densitas dan
viskositas akan semakin ringan seiring dengan bertambahnya variasi persen katalis yang digunakan.
Hasil FTIR menunjukkan bahwa fraksi hasil cracking memiliki serapan dominan pada pita 2850-
2950 cm-1 , yang mengindikasikan keberadaan gugus fungsi alkana (C-H) sebagai tanda senyawa
jenuh. Intensitas puncak gugus aromatik (C=C) juga menurun, menandakan konversi struktur
kompleks menjadi rantai jenuh yang lebih ringan. Analisis GC-MS menunjukkan bahwa senyawa
dominan pada fraksi cair hasil cracking mencakup pentadekana (C15H32) dan heksadekana (C16H34)
dengan variasi distribusi bergantung pada konsentrasi katalis. Komposisi karbon C9-C16 pada sampel
dengan katalis 2% menunjukkan distribusi yang sangat mirip dengan kerosin komersial.