OPTIMASI MARITIME VEHICLE ROUTING PROBLEM DALAM PENGANGKUTAN LAUT KARGO BAHAN BAKAR MINYAK IMPOR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Abstract

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, konsumsi pemakaian BBM pun meningkat. Akan tetapi, Kapasitas produksi kilang dalam negeri tidak selalu dapat mengimbangi tingginya permintaan BBM nasional. Dalam situasi tersebut, Pertamina perlu mengimpor produk BBM dari negara lain, salah satunya dari Singapura, guna menjaga kesinambungan pasokan dan menghindari potensi kelangkaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi strategi rute kapal agar dapat memenuhi permintaan di pelabuhan dengan biaya operasional yang rendah, dengan mempertimbangkan kapasitas kapal, waktu layanan, dan batas waktu kedatangan serta mengembangkan algoritma metaheuristik yang efisien untuk menyelesaikan masalah perencanaan rute kapal tanker, guna meningkatkan kualitas solusi dan mempercepat waktu komputasi. Penelitian ini menggunakan metode berbasis metaheuristik dengan menggunakan model algoritma genetika untuk mengatasi permasalahan dalam optimalisasi tingkat persediaan dan perencanaan rute distribusi kapal tanker selama 30 hari periode. Proses optimasi dibagi menjadi dua tahap utama. Tahap awal melibatkan analisis tingkat inventori di setiap pelabuhan guna mengidentifikasi lokasi yang membutuhkan pasokan, yang kemudian dijadikan input untuk tahap berikutnya, yaitu penentuan rute pengiriman menggunakan Algoritma Genetika. Studi ini menguji berbagai kombinasi parameter seperti nilai mutation rate (0,05 dan 0,1), crossover rate (0,75 dan 0,9), serta variasi jumlah populasi dan generasi untuk mengevaluasi performa algoritma. Hasil simulasi menunjukkan bahwa metode ini mampu menghasilkan solusi yang efisien dengan waktu komputasi yang relatif singkat dengan waktu 28,6 detik. Optimasi yang dilakukan menghasilkan total biaya pengiriman sebesar $406.000 dengan 74 rute distribusi yang terbentuk. Di samping itu, hasil dari proses optimasi ini memperlihatkan kestabilan persediaan, di mana tingkat inventori berhasil dipertahankan dalam rentang batas minimum dan maksimum yang telah ditetapkan.