dc.description.abstract | Tingginya emisi karbon dan menipisnya cadangan energi fosil mendorong negara-negara di dunia beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Kendaraan listrik dengan bahan bakar energi terbarukan berkembang pesat, dengan pertumbuhan global 25% pada 2023 dan nasional 57%. Pertumbuhan ini perlu diimbangi infrastruktur pendukung, terutama Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Pemerintah Indonesia menargetkan 63.000 SPKLU pada 2030, namun hingga akhir 2024 baru tersedia 3.000 unit. DKI Jakarta, provinsi dengan jumlah kendaraan bermotor tertinggi kedua dan pernah menyandang predikat kota dengan polusi tertinggi di dunia, menjadi percontohan yang baik. Jakarta Pusat sebagai wilayah administrasi dengan tingkat permintaan akan SPKLU tertinggi di Jakarta dipilih sebagai lokasi. Penelitian ini bertujuan menentukan kriteria, subkriteria, dan alternatif lokasi optimal pembangunan SPKLU untuk mengatasi rendahnya tingkat utilisasi SPKLU dengan perspektif keberlanjutan. Metode yang digunakan adalah Multi Criteria Decision Making (MCDM) Fuzzy AHP dan TOPSIS untuk menentukan bobot kriteria dan prioritas alternatif. Hasil analisis menunjukkan kriteria Ekonomi memiliki bobot tertinggi (35%), diikuti Lingkungan, Sosial, dan Teknologi. Subkriteria tertinggi masing-masing kategori adalah Dampak Visual, Kemudahan Akses Fasilitas Publik, Biaya Operasional Tahunan, dan Keandalan Teknologi. Pemeringkatan alternatif solusi menunjukkan Rest Area Jalan Tol sebagai tipe lokasi dengan prioritas tertinggi (bobot 0,36), diikuti Tempat Parkir Umum (0,35), Tempat Perbelanjaan, SPBU, dan Kantor Pemerintah. | en_US |