dc.description.abstract | Pertumbuhan industri halal mendorong pengembangan pariwisata halal sebagai salah satu sektor strategis, termasuk di Indonesia. Desa Wisata Alamendah, Kabupaten Bandung, merupakan salah satu destinasi potensial yang tengah menghadapi berbagai tantangan dalam implementasi pariwisata halal, terutama dalam konteks rantai pasok pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tantangan utama yang menghambat penerapan pariwisata halal di desa tersebut. Metodologi yang digunakan adalah kombinasi metode Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) untuk mengidentifikasi kontradiksi dan menghasilkan solusi inovatif, serta Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) untuk memetakan hubungan sebab-akibat antar tantangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama dalam rantai pasok pariwisata halal meliputi keterbatasan pemahaman pelaku wisata terhadap konsep halal, kurangnya fasilitas pendukung bersertifikasi halal, dan minimnya regulasi teknis dari pemerintah daerah. Melalui pendekatan TRIZ, dirumuskan 14 solusi inovatif berdasarkan prinsip inventif, sementara DEMATEL mengidentifikasi lima tantangan prioritas yang paling berpengaruh dalam sistem, seperti kurangnya kompetensi SDM dan minimnya promosi wisata halal. Hasil ini memberikan dasar bagi pengembangan strategi implementasi pariwisata halal secara sistematis dan terukur di Desa Wisata Alamendah. Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi pengambil kebijakan dan pelaku industri dalam pengembangan destinasi wisata halal berkelanjutan di Indonesia | en_US |