dc.description.abstract | Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki perairan
strategis yang menjadi bagian vital dalam jalur pelayaran global. Salah satunya
adalah Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II), yang menghubungkan Selat
Makassar hingga Laut Sulawesi dan berbatasan langsung dengan Ibu Kota
Nusantara (IKN). Posisi ini menjadikan ALKI II rentan terhadap berbagai bentuk
ancaman keamanan maritim, baik tradisional seperti pelintasan kapal perang asing
tanpa izin, maupun non-tradisional seperti penyelundupan, perompakan, dan illegal
fishing. Dalam konteks ancaman yang semakin kompleks dan keterbatasan sumber
daya pertahanan, dibutuhkan strategi yang adaptif, kolaboratif, dan efisien. Smart
Defense dipilih sebagai pendekatan yang relevan karena menekankan pemanfaatan
teknologi, interoperabilitas antar lembaga, serta efisiensi sistem pertahanan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi strategi Smart Defense
sebagai pendekatan deterrence dalam konteks pertahanan laut Indonesia,
menggunakan kerangka Perfect Deterrence Theory oleh Frank C. Zagare dan D.
Marc Kilgour. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan pendekatan studi
kasus dan teknik analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun
secara konseptual Smart Defense memiliki potensi untuk memperkuat sistem
pertahanan laut nasional, implementasinya di kawasan ALKI II belum sepenuhnya
efektif. Dari keempat elemen utama Perfect Deterrence, Capability, Credibility,
Status Quo, dan Conflict Cost. Indonesia masih menghadapi hambatan signifikan,
terutama pada aspek kapabilitas bawah laut, penegakan hukum, dan kekuatan
pemukul. Dengan ancaman yang meningkat akibat keberadaan IKN, penguatan
sistem pertahanan ALKI II perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan,
bukan hanya simbolik. | en_US |