dc.description.abstract | Indonesia saat ini sedang menghadapi isu deforestasi dengan tingkatan yang cukup mengkhawatirkan. Dengan begitu, Indonesia mengikuti dan mendukung kesepakatan yang dicapai pada Konferensi Tingkat Tinggi Conference of the Parties 26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia pada tahun 2021. Kesepakatan yang didukung salah satunya adalah Glasgow Leaders’ Declaration on Forests and Land Use yang memuat tentang penekanan laju deforestasi serta mengembalikan fungsi dari wilayah hutan pada tahun 2030. Walaupun Indonesia sudah mendukung kesepakatan tersebut dan memiliki beberapa inisiatif seperti FOLU Net Sink 2030, moratorium izin, program perhutanan sosial, serta penanganan kebakaran hutan dan lahan, tingkat deforestasi menunjukkan tren peningkatan pasca-COP26 hingga saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat tindakan-tindakan yang dilakukan Indonesia dalam menanggulangi isu deforestasi serta mengkaji lebih dalam kesesuaiannya sebagai bentuk kepatuhan terhadap kesepakatan Glasgow Leaders’ Declaration on Forests and Land Use dengan menggunakan theory of compliance. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan melakukan wawancara dengan Faiha Azka Azzahira sebagai Head of United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) the International Forestry Students Association (IFSA) untuk data primer, serta melakukan studi literatur yang bersumber dari buku, jurnal akademis, dan situs resmi pemerintah atau organisasi yang membahas tentang deforestasi di Indonesia untuk data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan Indonesia dalam menanggulangi deforestasi belum sesuai dengan Glasgow Leaders’ Declaration on Forests and Land Use sehingga juga menunjukkan kecenderungan tidak patuh oleh Indonesia terhadap kesepakatan tersebut. | en_US |