dc.description.abstract | Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah Indonesia merupakan
strategi nasional yang sangat penting untuk memerangi tingginya angka stunting,
sebagai bagian dari visi "Indonesia Emas 2045". Namun, implementasinya di
daerah tertinggal seperti Kabupaten Lombok Utara sangat terhambat oleh
infrastruktur logistik yang tidak memadai, khususnya jumlah Satuan Pelayanan
Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terbatas, yang mengakibatkan kesenjangan
pelayanan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi
alokasi yang optimal bagi fasilitas SPPG baru guna memaksimalkan cakupan
layanan program untuk seluruh sekolah sasaran di seluruh wilayah kabupaten.
Metodologi kuantitatif diterapkan dengan menggunakan kerangka Maximum
Covering Location Problem (MCLP), yang diformulasikan ke dalam model Mixed
Integer Linear Programming (MILP). Model ini, dengan batasan radius layanan
maksimal 6 km dan kapasitas fasilitas , diselesaikan menggunakan modul Network
Optimization (NO) pada perangkat lunak AnyLogistix. Hasil optimasi
merekomendasikan pendirian 13 fasilitas SPPG baru yang ditempatkan secara
strategis. Jaringan yang diusulkan ini, bersama dengan satu fasilitas yang sudah ada,
terbukti optimal dengan mencapai tingkat pemenuhan permintaan (demand
fulfillment) sebesar 100%, yang menjamin bahwa seluruh sekolah di lima
kecamatan dapat terlayani sepenuhnya dalam jangkauan layanan yang ditentukan.
Implikasi manajerial utama dari penelitian ini adalah tersedianya blueprint berbasis
data yang dapat ditindaklanjuti bagi pemerintah daerah dan Badan Gizi Nasional
(BGN) untuk memandu investasi infrastruktur. Hal ini memastikan pelaksanaan
program MBG yang efisien, merata, dan berhasil, sehingga mendukung tujuan
penurunan stunting nasional melalui kebijakan berbasis bukti. | en_US |