REPRESENTASI AGAMA DAN POLITIK INDONESIA DALAM MEDIUM KOMUNIKASI (ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL PADA FILM TUHAN IZINKAN AKU BERDOSA DAN ANALISIS WACANA KRITIS PADA MEDIA TEMPO.CO)
Abstract
Penelitian ini membahas mengenai representasi agama dan politik dalam film Tuhan Izinkan Aku Berdosa dan media massa online Tempo.co. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana kedua medium merepresentasikan relasi agama dan politik serta membentuk wacana secara kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma kritis dengan dua metode analisis, analisis multimodal dengan semiotika sosial Theo van Leeuwen untuk film dan analisis wacana kritis Norman Fairclough untuk media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam film, agama dan politik digambarkan secara eksplisit dan simbolik, dengan potensi untuk membuka ruang perlawanan terhadap dominasi kekuasaan. Sebaliknya, media massa lebih cenderung mereproduksi wacana dominan, memperkuat hubungan agama dan politik sebagai hal yang sah dan natural. Temuan penelitian ini mengidentifikasi lima wacana utama yang terbentuk dalam kedua medium: agama digunakan sebagai alat legitimasi politik, simbol agama membentuk politik identitas dan otoritas simbolik, ketimpangan sosial dihasilkan dari dominasi agama, wacana keagamaan yang direproduksi oleh elite, dan kontrol institusional terhadap representasi agama di ruang publik. Penelitian ini menunjukkan bahwa representasi agama dan politik bukan hanya mencerminkan realitas sosial, tetapi juga berperan dalam membentuk dan mempertahankan ideologi yang ada dalam masyarakat. Ketidaksimetrian antara film dan media justru membuka ruang analisis kritis terhadap bagaimana kekuasaan direproduksi dalam ruang publik.