ANALISIS PENENTUAN KOMPONEN KRITIS DAN RISIKO KETERLAMBATAN PENGADAAN SISTEM TURBIN UAP PLTGU BLOK I MENGGUNAKAN METODE FMEA (STUDI KASUS: PT PLN NP MUARA KARANG)
Abstract
PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Muara Karang mengoperasikan PLTGU dengan sistem turbin uap (STG 1.0) yang memiliki komponen vital untuk penyediaan listrik. Keandalan dan ketersediaan komponen ini sangat memengaruhi kontinuitas pasokan. Proses pengadaan komponen kritis melalui tender berpotensi menghadapi berbagai risiko yang dapat menghambat jadwal pemeliharaan dan operasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi risiko, menilai tingkatnya, dan memberikan rekomendasi mitigasi menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hasilnya, terdapat tujuh komponen dengan nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi, yaitu Line LP Seal, Sensor Vibrasi, Aktuator, Servo, RVDT, Turbine Blade, dan Membran Diafragma, yang dikategorikan sebagai komponen kritis.
Analisis risiko menemukan 13 potensi risiko dalam empat kategori utama: man, methods, materials, dan environment. Sepuluh di antaranya termasuk kategori high risk, seperti pembatalan tender, kegagalan proses tender, keterlambatan penerimaan, ketidaksesuaian spesifikasi atau kebutuhan, penyedia yang belum berkompeten, kendala persetujuan RKS, keterbatasan penyedia, dan keterlambatan akibat keadaan kahar. Strategi mitigasi yang disarankan meliputi peningkatan koordinasi antara pihak terkait, perencanaan awal yang matang, evaluasi kinerja penyedia, peningkatan kompetensi SDM, penjadwalan optimal, serta monitoring berkelanjutan. Dengan langkah ini, diharapkan keandalan pembangkit terjaga dan pasokan listrik tetap stabil.